Latar belakang. Hipoksemia berhubungan erat dengan pneumonia dan akan bertambah berat seiring bertambah beratnya pneumonia. Hipoksemia merupakan satu dari beberapa mekanisme yang menyebabkan komplikasi/penyulit kardiovaskular pada pneumonia. Cardiac troponin T (cTnT) telah digunakan secara luas sebagai penanda yang sensitif dan spesifik dalam deteksi kerusakan/jejas pada miokardium.Tujuan. Menganalisis hubungan kadar cTnT sebagai penanda jejas miokardium dengan derajat pneumonia.Metode. Penelitian cross-sectional dilaksanakan dari April-Juni 2013, dilibatkan 38 anak usia 2-60 bulan dengan diagnosis pneumonia dan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu pneumonia dan pneumonia berat. Kadar cTnT serum dan pemeriksaan EKG dilakukan pada sedikitnya 72 jam awitan sesak. Analisis statistik dilakukan dengan uji Chi-kuadrat dan Mann-WhitneyHasil. Kelompok pneumonia terdiri dari 17 subjek dan pneumonia berat 21 subjek. Rerata kadar cTnT masing-masing kelompok 10,33 pg/dL dan 17,51 pg/dL (p=0,037). Proporsi subjek dengan kadar cTnT >10pg/mL dalam kelompok pneumonia berat berbeda bermakna dibandingkan kelompok pneumonia (p=0,009). Kelainan gambaran EKG ditemukan pada 8 dari 20 subjek dengan kadar cTnT >10pg/mL berupa gangguan irama, pemanjangan interval PR atau QT dan perubahan aksis jantung dan hipertrofi ventrikel kananKesimpulan. Kadar cTnT berhubungan dengan derajat pneumonia. Peningkatan kadar cTnT menunjukkan kerusakan/ jejas non-iskemik pada miokardium.