Aktivitas Terbang Sebelum Migrasi dan Identifikasi Polen Pada Madu Apis dorsata di Kampar, Riau

Abstract

Ketersediaan sumber pakan yang rendah menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi petani madu lebah A. dorsata di Kampar, Riau. Aktivitas lebah terdiri dari spatial learning atau pengenalan lingkungan, foraging atau mencari sumber pakan dan aktivitas migrasi. Penelitian bertujuan menganalisis aktivitas terbang lebah dan mengidentifikasi keanekaragaman polen yang ada di dalam madu. Pengamatan aktivitas terbang dilakukan dengan menghitung aktivitas keluar sarang, masuk sarang tanpa polen dan masuk sarang dengan polen selama 3 hari dengan 3 interval waktu. Polen didapatkan dari madu asal Kampar, Riau. Aktivitas lebah A. dorsata keluar sarang, masuk ke sarang tanpa polen dan masuk ke sarang dengan polen selama 3 hari paling tinggi berada pada pukul 11-12, yang merupakan bukan waktu terbang untuk mencari nektar dan polen pada umumnya. Aktivitas terbang meningkat seiring dengan meningkatnya suhu dan intensitas cahaya. Sebanyak 13 spesies tumbuhan yang menjadi sumber pakan A. dorsata terdiri atas habitus pohon, perdu, semak dan herba. Jumlah persentase polen paling banyak yang menjadi sumber pakan A. dorsata merupakan habitus pohon yaitu Pentace sp. (64%), Eucalyptus alba (22.9%) dan Elaeis guineensis (4%).

The effect of land cover on the foraging behavior and pollen in the honey of the giant bee Apis dorsata in Sumatra

“…Bees, in particular, are efficient pollinators due to their ability to carry more pollen than all non-bee taxa (Bernauer et al, 2022). The giant honey bee, Apis dorsata Fabricius 1793, is one of the most common pollinators found in subtropical Asia, i.e., China (Sakagami et al, 1980) and Nepal (Thapa, 2001), to the tropical Asia, covers India (Reddy, 1980), Thailand (Wongsiri et al, 1996), Sri Lanka (Koeniger and Koeniger, 1980), Philippine (Ruttner, 1988), including Indonesia (Ruttner, 1988;Nagir et al, 2016;Dyahastuti et al, 2022;Zahara et al, 2022;Kahono et al, 2023). Apis dorsata colonies have an essential ecological role in the ecosystem as pollinators for crops and natural plant communities (Rattanawannee et al, 2023).…”

“…Under natural conditions, in the highly diverse lowland tropical rainforest of Sumatra, A. dorsata can select more nutrient-rich flowers and change the target plant following seasonal changes or mass flowering events (Rosmarlinasiah et al, 2015). In Sumatra, the nesting tree of A. dorsata is known by local people as the Sialang tree, which refers to more than one tree species, such as Koompasia excelsa (Shwetha et al, 2023) and Gluta renghas (Gussuwana et al, 2015;Dyahastuti et al, 2022). However, since the mid-20th century, the rainforests in Sumatra, particularly in the lowland, have been logged on a large scale and heavily converted into monoculture plantations of acacia (Acacia sp.…”

Diversity of bee tree (sambit) for Apis dorsata conservation in Membalong, Belitung Regency, Indonesia

“…The ability of the forest to protect A. dorsata depends on the qualities of the environment, such as the availability of nesting habitat and forage supplies. Commonly, A. dorsata nesting in tall trees, clustered, and exposed [6,7]. Apis dorsata uses this behaviour to avoid being attacked by humans and predators such as Malayan sun bears (Helarctos malayanus) [8,9].…”