Akuntansi potali: membangun praktik akuntansi penjualan di pasar tradisional (studi etnometodologi islam)

Abstract

This study aims to construct the efforts of traders to conduct sales accounting practices in traditional market Gorontalo. Research in sales accounting based on local wisdom is important to maintain the accounting sustainability in Indonesia. Islamic ethnomethodology is the approach used in this research. There are 5 stages of data analysis comprising of: amal, ilmu, iman, informasi wahyu, and ihsan (amiiin). The research finds two ways of selling accounting practices which are bargaining and giving bonus cake. These methods are driven by the spirits of Gorontalo Islamic culture, patience, persistence, and brotherhood. The spirits exist because the sellers have demand on income that represents blessing from God. The findings of this research are important because the existence of sales accounting based on Gorontalo's cultural values have been successfully explored and proven.

Motoliango Sebagai Wujud Akuntansi Di Upacara Tolobalango Gorontalo

“…Pendekatan tersebut merupakan pengembangan dari etnometodologi modern (Garfinkel 1967). Secara konsep etnometodologi Islam merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mempelajari cara hidup anggota kelompok yang hakikatnya cara hidup tersebut adalah ciptaan dari Sang Maha Pencipta (Thalib 2017(Thalib , 2019b(Thalib , 2019a(Thalib , 2021Thalib et al 2021). Hal ini tentu berbeda dengan etnometodologi modern yang P-ISSN: 1410 -9875 Mohamad Anwar Thalib E-ISSN: 2656 -9124 mendefinisikan cara hidup anggota kelompok adalah realitas yang dibentuk oleh sesama anggota kelompok (tanpa melibatkan peran Tuhan didalamnya) (Garfinkel 1967;Kamayanti 2016b).…”

“…Pendekaan etnometodologi Islam dipilih karena ia sejalan dengan tujuan penelitian berupa memahami cara masyarakat Gorontalo mempraktikkan akuntansi di upacara tolobalango, praktik akuntansi yang tidak saja sebatas pada tatanan materi namun juga syarat dengan nilai-nilai Ilahi. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan alat analisis dari etnometodologi yaitu amal, ilmu, iman, informasi wahyu, dan ihsan (amiiin) (Thalib 2017(Thalib , 2019b(Thalib , 2019a(Thalib , 2021Thalib et al 2021).…”

“…Tahapan analisis pertama adalah amal, yang dimaksud dengan amal disini adalah segala ungkapan, ekspresi, maupun tindakan dari anggota kelompok yang dapat ditangkap oleh pancaindra (pendengaran dan penglihatan) (Thalib 2017(Thalib , 2019b(Thalib , 2019a(Thalib , 2021Thalib et al 2021). Spesifiknya amal tersebut mengarah pada segala ungkapan, ekspresi, maupun aksi dari masyarakat Gorontalo pada saat mempraktikkan akuntansi di upacara tolobalango.…”

“…Spesifiknya amal tersebut mengarah pada segala ungkapan, ekspresi, maupun aksi dari masyarakat Gorontalo pada saat mempraktikkan akuntansi di upacara tolobalango. Tahapan analisis kedua adalah analisis ilmu, yang dimaksud dengan ilmu disini adalah makna rasional yang dipahami oleh sesama anggota kelompok dari amal (Thalib 2017(Thalib , 2019b(Thalib , 2019a(Thalib , 2021Thalib et al 2021) (ungkapan, ekspresi, ataupun tindakan yang mengarah pada praktik akuntansi di upacara tolobalango). Tahapan analisis ketiga adalah iman, yang dimaksud dengan iman merupakan nilai-nilai non materi yang menjadi semangat utama dari amal.…”

Potret Keuntungan Pedagang Buah Berbasis Nilai Budaya Islam di Gorontalo

“…Makna ungkapan ini adalah pernyataan kehidupan yang telah memberikan manfaat kepada orang banyak. Kata kunci: keuntungan, budaya, Gorontalo, pedagang buah PENDAHULUAN Dewasa ini kajian akuntansi berbasis nilai kearifan lokal sudah mulai banyak diminati oleh para peneliti di bidang akuntansi, beberapa peneliti yang telah melakukan kajian ini diantaranya adalah (Amaliah, 2016;Arena, Herawati, & Setiawan, 2017;Ariyanto, Sari, & Ratnadi, 2017;Briando, Triyuwono, & Irianto, 2017;Lutfillah, Q, 2014;Nurhalimah, Setiawan, & Haryadi, 2019;Rahman, Noholo, & Santoso, 2019;Rahmawati & Yusuf, 2020;Randa & Daromes, 2014;Thalib, 2019bThalib, , 2016Thalib, Rahman, Abdullah, & Gobel, 2021;Thalib, Sujianto, Sugeha, Huruji, & Sahrul, 2022;Totanan, Chalarce. Paranoan, 2018;Triyuwono, 2015;Wahyuni, 2013;Widhianningrum & Amah, 2014).…”