Petani ikan di Desa Kualu Nenas sebelumnya telah melakukan usaha pembuatan pakan ikan sendiri, namun tidak mencapai tujuan seperti yang mereka inginkan, akibatnya produksi tersebut dihentikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pencetak pelet ikan yang bahan utamanya adalah magot dengan menggunakan Metode Verain Deutscher Inggenieure (VDI) 2222. Pengamatan dan wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam pendekatan ini, yang berfokus pada cara pembuatan pelet, waktu produksi, dan kualitas serta bentuk pelet pakan ikan. Untuk pemrosesan data, dalam VDI 2222 mencakup tidak hanya menganalisa proses, tetapi juga formulasi dan implementasi tahapan perancangan produk, termasuk pengembangan konsep, perancangan konsep dan pengujian kosep, sampai pada dihasilkannya mesin pencetak pellet. Hasil rancangan diperoleh pencetak pelet semi-otomatis dengan kapasitas produksi 12 kg/jam yang jika dibandingkat dengan kondisi awal mesin ini menjadi lebih efisien dan dapat meningkatkan produktifitas sebesar 75%. Mesin juga lebih mudah digunakan dan lebih ergonomis dimana berdasarkan evaluasi postur kerja, nilai skor Rula berkurang dari 6 menjadi 3. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah alternatif yang dapat dikembangkan menjadi usaha untuk mengatasi kesulitan produksi pakan ikan di masa mendatang.