Electric lighting in indoor sport halls is essential for providing sufficient amount of light required for the sport activities, while maintaining visual comfort for the occupants. To do so, design optimization of the lighting system is often necessary. This study provides an example of design optimization for electric lighting system in the case of an indoor badminton hall in Bandung, according to the standard of EN 12193. The electric lighting system in the hall was modelled and simulated in DIALux evo simulation tool, validated with the measured values in the existing situation. One-at-a-time sensitivity analysis was then performed to investigate the influence of building parameters and luminaire configuration on the lighting performance and visual comfort parameters. Optimization process was realized by changing the dominant input parameters so that the required output parameters are achieved. Based on simulation results, the optimum luminaires are those of fluorescent tubes with luminous flux of 3,244 lm and electric power of 58 W per unit, mounted 5 m high above the floor. The optimum ceiling and floor reflectance are respectively 0.80 and 0.80. Based on optimization of those input parameters, the average illuminance on the field can be increased to 336~364 lx, the uniformity can be increased to 0.84~0.89, and the UGR glare index can be reduced to 19, satisfying the standard of EN 12193. Intisari-Pencahayaan elektrik dalam gedung olahraga memiliki peran yang sangat penting untuk menyediakan cahaya yang cukup dan sesuai dengan aktivitas olahraga yang terkait, serta mempertahankan kenyamanan visual penghuni ruang. Untuk melakukan hal tersebut, sering kali diperlukan adanya optimisasi desain sistem pencahayaan. Makalah ini memberikan suatu contoh optimisasi desain sistem pencahayaan elektrik pada kasus suatu gedung bulu tangkis di Bandung, mengacu pada standar EN 12193. Sistem pencahayaan elektrik pada gedung tersebut dimodelkan dan disimulasikan dengan perangkat simulasi DIALux evo, yang divalidasi dengan pengukuran pada kondisi aktual. Analisis sensitivitas dengan teknik 'satu pada setiap saat' dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameterparameter bangunan dan konfigurasi luminer terhadap parameter kinerja pencahayaan dan kenyamanan visual. Proses optimisasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter masukan yang dominan sehingga parameter-parameter keluaran yang disyaratkan dapat tercapai. Berdasarkan hasil simulasi, didapatkan bahwa luminer yang optimum ialah luminer dengan lampu fluoresen tabung dengan fluks luminous 3.244 lm dan daya elektrik 58 W per unit, dipasang pada ketinggian 5 m dari lapangan. Reflectance permukaan langit-langit dan lantai yang optimum berturut-turut ialah 0,80 dan 0,80. Berdasarkan optimisasi parameter-parameter masukan tersebut, iluminans rata-rata di lapangan dapat ditingkatkan menjadi 336~364 lx, nilai kemerataan dapat ditingkatkan menjadi 0,84~0,89, serta indeks silau UGR dapat diturunkan menjadi 19, sesuai standar EN 12193. Kata Kunci-pencahayaan elektrik, analisis sensi...