Pendahuluan: Gangguan muskuloskeletal merupakan suatu permasalahan yang terjadi akibat terganggunya fungsi normal sistem muskuloskeletal, karena paparan yang terjadi secara berulang dan disebabkan oleh banyak faktor risiko kerja, salah satunya adalah postur kerja. Pada pegawai administrasi RSUP Sanglah, postur duduk merupakan posisi yang selalu dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan muskuloskeletal dan risiko kerja pada pegawai administrasi Di RSUP Sanglah.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan oktober 2021. Sampel pada penelitian ini adalah pegawai administrasi di RSUP Sanglah, Denpasar Selatan, Bali dengan jumlah 71 responden yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi, eksklusi, dan drop out dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Peneliti mengevaluasi keluhan muskuloskeletal dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) dan mengevaluasi risiko kerja dengan menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Teknik analisa data pada penelitian ini adalah analisis univariat, yaitu usia, jenis kelamin, keluhan muskuloskeletal dan risiko kerja.
Hasil: Hasil analisis univariat didapatkan bahwa prevalensi keluhan muskuloskeletal pada pegawai administrasi RSUP Sanglah, yaitu keluhan pada upper cervical (leher) 63,4%, tengkuk 69%, bahu kiri 54,9%, bahu kanan 53,5%, punggung 63,3%, pinggang 64,7%, pinggul 53,5% dan pantat/bokong 60,5%. Sedangkan, prevalensi risiko kerja pada pegawai, yaitu risiko rendah 5,6%, risiko sedang 50,7%, dan risiko tinggi 43,7%.
Simpulan: Prevalensi keluhan muskuloskeletal yang sering dialami pada pegawai administrasi RSUP Sanglah adalah keluhan pada ekstremitas atas dan paling banyak memiliki risiko kerja sedang.
Kata Kunci: keluhan muskuloskeletal, risiko kerja, pegawai administrasi