Saluran transmisi merupakan saluran yang menghubungkan unit pembangkit dengan unit distribusi dalam menyalurkan energi listrik ke konsumen atau beban dengan perantara tegangan tinggi yang berjenis saluran udara. Saluran transmisi memiliki kriteria yaitu saluran pendek, menengah maupun panjang. Semakin panjang saluran transmisi maka semakin banyak kasus yang terjadi. Salah satunya dijumpai khususnya saluran udara berupa terjadinya peristiwa korona yang disebabkan oleh faktor kondisi cuaca, luas penampang yang digunakan, jarak antara konduktor berkas, kondisi permukaan penghantar ataupun isolator dan tegangan sistem. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh cuaca, luas penampang yang digunakan, jarak antara konduktor berkas, kondisi permukaan penghantar ataupun isolator dan tegangan sistem terhadap rugi-rugi daya dan penurunan efisiensi yang diakibatkan oleh korona pada SUTET 275 kV Payakumbuh -Kiliranjao dengan panjang saluran 126,4 km. Korona ditandai dengan adanya cahaya ungu (Violet) yang sangat tampak yang dapat dilihat pada malam dan menyebabkan terjadinya rugi-rugi daya. Rugi-rugi daya yang diakibatkan oleh korona pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) harus diperhitungkan, karena pada tegangan diatas 100 kV gejala korona sudah mulai serius. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan Peterson berdasarkan data teknis dan profil daya SUTET 275 kV Payakumbuh ke Kiliranjao serta data suhu. Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa Rugi-rugi daya yang diperoleh dari persamaan Peterson dengan nilai efisiensinya sama besar (94,8 kW dan 99 %). Hal tersebut dipengaruhi oleh suhu yang dari rentang Bulan Agustus 2021 s/d Juli 2022 nilai suhu hampir mendekati sama dan mengakibatkan nilai tegangan kritis desruptif sama besar.