Semaju apapun taraf kehidupan atau perekonomian sebuah negara, pasti ada kelompok masyarakatnya yang mengalami kemiskinan, seperti tidak memiliki rumah sama sekali, maupun memiliki rumah, namun tidak layak huni, atau di lain pihak, mereka tidak bisa makan secara teratur, maupun tidak bisa memiliki akses pendidikan dan kesehatan yang layak. Negara - negara maju, yang perekonomiannya relatif stabil seperti Jepang, di benua Asia maupun Jerman atau Prancis di benua Eropa, juga ada masyarakatnya yang mengalami kemiskinan. Sebagai negara berdaulat, Indonesia juga memiliki masalah kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) (Statistik), 2023), Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia keseluruhan yang diproyeksikan oleh BPS pada 2023 sebesar 275,7 Jiwa, maka secara persentase, jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah di kisaran 9,39 %. Namun demikian, jika dilihat data jumlah kemiskinan selama 10 tahun terakhir ini, jumlah rakyat miskin, ternyata mengalami penurunan yang berarti, di Maret 2013, jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 28,1 Juta Jiwa. Turun sebanyak 2,2 Juta Jiwa. Penurunan kemiskinan tersebut, salah satu penyebabnya, adalah diakibatkan oleh membaiknya perekonomian, dan juga penanganan yang tepat dan jitu dari pihak – pihak terkait. Guna mendapatkan langkah – langkah maupun solusi yang paling tepat untuk mengatasi kemiskinan di daerah tertentu, maka diperlukan data – data yang akurat. Perumpamaannya adalah jika seseorang sakit dan ke dokter, maka pasien akan konsultasi dengan dokter, guna mengetahui gejala – gejala apa saja yang dialami, sehingga bisa diberikan obat yang paling tepat dan cocok untuk mengatasi penyakitnya. Demikian juga, untuk penanganan kemiskinan di daerah tertentu, diperlukan data – data terkait yang paling pas dan sesuai dengan karakteristiknya. Salah satu cara untuk mendapatkan solusi mengatasi kemiskinan adalah dengan membuat desain penanganan yang tepat dengan program SMART. Sebagai hasil dari kegiatan pendalaman yang dilakukan, maka dapat diperoleh sebuah konsep untuk merancang Sistem Informasi guna menentukan Keluarga Miskin berdasarkan 2 variabel mendasar, yaitu variabel penghasilan dan variabel kondisi rumah.Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan akan dapat diketahui wilayah – wilayah mana saja yang mengalami kemiskinan, dan diketahui kondisinya, sehingga bisa diambil solusi terbaik untuk mengatasinya dan tentunya diharapkan akan menurunkan terus angka kemiskinan.