Salah satu faktor penyebab dari berkurangnya konsentrasi dari pengemudi adalah rasa kantuk. Rasa kantuk dapat membuat konsentrasi pengemudi menjadi menurun, terutama ketika jalanan sedang padat karena kemacetan yang panjang. Banyak pengemudi yang lebih memilih mengabaikan rasa kantuknya dan meneruskan perjalanannya hingga sampai ketujuan, padahal hal ini dapat mengancam keselamatan pengemudi. Beberapa tahun terakhir ini, konsentrasi yang kurang saat sedang mengemudi menjadi salah satu penyebab terjadinya banyak kecelakaan [1].Sehingga pada penelitian ini diusulkan deteksi kantuk melalui ekspresi wajah pada pengendara sebagai pencegahan kecelakaan. Ada beberapa metode yang biasa digunakan pada sistem pengenalan ekspresi wajah. Pada tahun 2015, penelitian yang dilakukan oleh Siddiqi, dkk.[2], melokalisasi ekspresi wajah menggunakan metode stepwise linear discriminant analysis dan hidden conditional random field dengan nilai akurasi 96,37%, namun dari hasil yang dicapai tersebut masih memiliki keterbatasan yaitu belum direalisasikan dengan real environtment karena baru menggunakan 6 citra wajah. Pada tahun 2017, penelitian yang dilakukan oleh Qayyum, dkk. [3], menggunakan stationary wavelet transform sebagai ekstraksi ciri dan neural network sebagai klasifikasi antara wajah normal dan wajah berekspresi berdasarkan perubahan otot pada wajah, dengan nilai akurasi 94,28%. Azmi, dkk. [4] menggunakan metode local