Salah satu upaya untuk menghasilkan klon karet unggul baru adalah melalui persilangan buatan antar klon tetua yang memiliki karakter spesifik dan hubungan kekerabatan genetik yang jauh. Berdasarkan Standart Operatioal Procedure (SOP) seleksi progeny F1 hasil persilangan terdiri dari beberapa tahap yaitu seleksi progeni F1 di Seedling Evaluation Trial (SET), uji pendahulan (Small Scale Clone Trial (SSCT), uji lanjutan (Large Scale Clone Trial/LSCT) dan uji multilokasi (adaptation trial). Pada penelitian ini dilaporkan hasil seleksi 215 progeni F1 hasil persilangan tiga kombinasi klon tetua yaitu BPM 24 x PB 260, IRR 104 X PB 260 dan PB 260 X TJIR 1 dengan klon pembanding AVROS 2037. Pengamatan dilakukan terhadap lilit batang, tebal kulit, jumlah pembuluh lateks, panjang alur sadap, produksi normal dengan sistem sadap S/2d3 dan aplikasi ethrel 2,5% setiap bulan, serta ketahanan progeny terhadap penyakit gugur daun utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara parameter produksi dengan lilit batang, tebal kulit, jumlah pembuluh lateks dan panjang alur sadap. Berdasarkan seleksi 1% parameter produksi lateks, terpilih tujuh progeny yaitu HP2011/215, HP2011/54, HP2011/170, HP2011/200, HP2011/213. HP2011/158 dan HP2011/18. Progeni tersebut selanjutnya akan diuji ke tahap SSCT.