Analisis Kelayakan Ekonomi Obyek Wisata Penyangga Geopark Di Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Abstract

Pemerintah Kabupaten Merangin berupaya menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu andalan penggerak perekonomian wilayah. Peningkatan Situs Geopark menjadi target pemerintah Kabupaten Merangin, terdapat beberapa objek wisata yang dapat menunjang peningkatan status Geopark tersebut salah satunya objek wisata Danau Pauh yang terletak di Desa Danau Pauh Kec. Jangkat. Kendala yang dihadapi yaitu permasalahan kondisi sarana transportasi menuju objek wisata tersebut. Kondisi jalan dibeberapa tempat wisata yang kurang memadai seperti pada obyek wisata Danau Pauh, menjadi salah satu alasan utama kurangnya minat wisatawan. sehingga dibutuhkannya perbaikan dan pengembangan jaringan jalan.Perlu dilakukan peningkatan jalan menuju obyek wisata tersebut, namun apakah investasi tersebut memberikan hasil yang diharapkan, untuk itu perlu dikaji kelayakannya. Kelayakan yang dianalisis terdiri dari biaya investasi dan manfaat yang diterima. Manfaat yang ditinjau terdiri dari manfaat langsung dan tidak langsung. Dari hasil analisis dapat dideskripsikan jalan tersebut merupakan jalan kabupaten dengan lalulintas rendah berdasarkan peraturan yang ada dapat direncanakan jalan tersebut dengan lebar badan jalan 5,5 m dengan panjang 1,03 km dengan lapis aspal. Berdasarkan analisis ekonomi yang dilakukan sesuai dengan kriteria investasi, dapat ditarik kesimpulan. NPV sebesar Rp. 78.647.373.948,72 menghasilkan nilai positif, maka investasi tersebut menghasilkan keuntungan(arus kas). Diperoleh tingkat pengembalian ekonomi internal EIRR sebesar 22,52 %. Bahwa hasil EIRR diatas suku bunga, jadi investasi dapat dilaksanakan.

Kelayakan Investasi dan Pola Pengembangan UMKM Berbasis Desa Wisata

“…Investasi didefenisikan sebagai aktivitas berupa penundaan konsumsi dimasa sekarang dengan jumlah tertentu selama periode tertentu yang terdiri dari aset yang efisien dalam rangka memperoleh keuntungan dimasa mendatang sesuai dengan yang diharapkan. (Radinal & Ishak, 2019;Sofiana et al, 2017) menjelaskan bahwa studi kelayakan proyek adalah aktivitas menilai apakah proyek atau investasi yang ada dapat dilaksanakan dengan berhasil yakni layak atau tidak layak untuk dijalankan. (Jakfar, 2003) Berdasarkan tabel diatas, dapat diidentifikasin bahwa kelima prioritas UMKM yang dianalisis baik dari nilai NPV, IRR, BCR, payback period layak untuk dijalankan atau dilanjutkan di masa mendatang.…”

“…Telah banyak penelitian yang mengkaji kelayakan investasi suatu wisata. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh (Mumin, 2017) pada Wisata Teluk Mekaki, (Zifa et al, 2023) di Golden Wisata Melon, (Astrini et al, 2022) berfokus pada Dupa Villa, (Bukhori & Nurmalina, 2021) di agrowisata De Kampoeng Rembang, (Rizkiningtyas, 2022) di Wisata Cimareme, (Susantayasa & Budhi, 2014) di Waduk Jehem, (Radinal & Ishak, 2019) pada objek wisata penyangga Geopark menggunakan analisis kelayakan finanasial yang dibatasi hanya pada satu destinasi wisata. Tidak hanya itu, Penelitian yang dilakukan oleh Matos (2019), mengangkat studi kasus yang ada di Negara Timor Leste.…”

Menelusuri Sejarah Kuliner Jambi sebagai Inventarisasi Aset dan Promosi Wisata Kuliner di Provinsi Jambi

“…Selain itu, destinasi alam pegunungan plus perkebunan teh di Kabupaten Kerinci terbesar wilayah Jambi menjadi daya tarik tersendiri dalam meningkatkan identitas pemerintah provinsi Jambi. (Radinal & Ishak, 2019) Keberadaan Geopark Merangin yang merupakan salah satu taman kuno di Jambi juga menjadi magnet yang kuat untuk membangkitkan identitas tersebut.…”