This research aims to design a tsunami hazard zone with the scenario of tsunami run-up height variation based on land use, slope and distance from the shoreline. The method used in this research is spatial modelling with GIS via Ordinary Kriging interpolation technique. Kriging interpolation method that is the best in this study is shown by Circular Kriging method with good semivariogram and RMSE values which are small compared to other RMSE kriging methods. The results shows that the area affected by the tsunami inundation run-up height, slope and land use. In the run-up to 30 meters, flooded areas are about 3,148.99 hectares or 20.7% of the total area of the city of Bengkulu.
Keywords: run up tsunami, inundation, kriging
AbstrakPenelitian ini bertujuan merancang zonasi bahaya bencana tsunami dengan skenario variasi ketinggian run up tsunami yang didasarkan pada penggunaan lahan, lereng dan jarak dari garis pantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan spasial dengan GIS melalui teknik interpolasi Ordinary Kriging. Metode interpolasi Kriging yang terbaik dalam penelitian ini adalah metode Kriging Circular yang ditunjukkan dengan semivariogram yang baik dan memiliki nilai RMSE yang kecil dibanding dengan RMSE metode kriging yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas inundasi tsunami dipengaruhi oleh ketinggian run-up, lereng dan penggunaan lahan. Pada run-up 30 meter wilayah yang tergenang seluas 3.148,99 hektar atau 20,7 % dari seluruh luas Kota Bengkulu.Kata kunci: run up tsunami, genangan, kriging