Studi kasus di bundaran Kauman pada hakikatnya dilatar belakangi oleh kinerja simpang, ramainya arus lalu lintas yang terjadi menyebabkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk, sehingga perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh simpang tak bersinyal dengan bundaran terhadap kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian yang terjadi pada bundaran Kauman, serta bagaimana Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service/LOS) di lokasi tersebut. Metode penelitian dalam pengambilan data adalah pengamatan secara langsung di lapangan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Dasar penyelesaian atau analisa data menggunakan persamaan yang terdapat pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 untuk mengetahui nilai kinerja dan kelayakan bundaran Kauman serta tingkat pelayanannya. Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa nilai kinerja (DS) pada jalinan AB, BC,CD, dan DA masing-masing adalah 0,30;0,39;0,26; dan 0,38. Tingkat kelayakan Bundaran Kauman masih baik dalam melayani arus lalu lintas dikarenakan nilai derajat kejenuhan pada masing-masing jalinan kurang dari 0,75. Sedangkan tingkat pelayanan pada semua jalinan mempunyai nilai B