Analisis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Masa Pandemi Covid-19 pada Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Arrahmah

Abstract

Merebaknya coronavirus dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan di Indonesia menyebabkan banyak kinerja perusahaan mengalami penurunan, salah satunya pada koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah. Dampak yang dihadapi koperasi yakni peningkatan nilai pembiayaan bermasalah akibat pandemi Covid-19. Artikel ini bertujuan untuk menganalisa strategi pengendalian yang dilakukan oleh koperasi untuk menekan tingkat pembiayaan bermasalah dengan mengacu Peraturan Pemerintah No. 7 dan Fatwa MUI No. 47, 48, dan 49. Metode artikel ini memakai pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik wawancara terstruktur, observasi partisipan pasif, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk menguji validitas data, dan peneliti melakukan teknik analisa data. Hasil penelitian dapat disimpulkan peningkatan tingkat non-performing financing disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang masing-masing bersumber dari koperasi dan anggota koperasi. Peneliti menemukan bahwa terdapat strategi pengendalian sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Fatwa MUI antara lain konsolidasi, optimalisasi sistem penagihan dan monitoring, revitalisasi proses melalui restrukturisasi dan rescheduling, collacteral, dan write-off.Kata kunci: Covid-19, KSPPS, NPF, strategi pengendalian

Systematic Literature Review and Multiple Case Study: Cooperative Defaults and Covid-19

“…Beberapa pihak menilai fenomena gagal bayar yang dialami koperasi bermula pada awal masa pandemi Covid-19 (Esther, 2021;Riyantari & Priyatno, 2022). Sama seperti perusahaan yang mengalami kerugian dan kebangkrutan saat pandemi, maka koperasi juga diduga mengalami hal yang sama.…”

“…Karya ilmiah terkait koperasi sudah banyak dilakukan terutama di bidang hukum kepailitan (Fibriani, 2022), tanggung jawab anggota koperasi saat koperasi mengalami gagal bayar (Fiani et al, 2023), tanggung jawab koperasi terhadap anggota saat koperasi mengalami gagal bayar (Gaho & Lestari, 2022), relaksasi kredit di masa pandemic Covid (G. P. N. G. P. Shindy, 2021), dan juga menggunakan metode penelitian hukum normatif (Avisena & Liestiara, 2023;Noorhadi, 2022) serta kualitatif deskriptif dengan pendekatan satu kasus (Manuaba et al, 2021;Riyantari & Priyatno, 2022). Masih sangat terbatas penelitian terkait koperasi gagal bayar dengan menggunakan metode systematic literature review dan multiple case study.…”

“…Akan tetapi hal ini meningkatkan resiko bagi koperasi ketika penghasilan koperasi sudah tidak dapat mencukupi kewajiban bayar atas bunga yang tinggi tersebut. Faktor internal yang terakhir adalah kekurangcakapan karyawan koperasi dalam memonitor dan melakukan penagihan terhadap anggota yang belum mengembalikan pinjaman kepada koperasi (Riyantari & Priyatno, 2022).…”