Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit yang dapat menular. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya infeksi dari bakteri maupun virus yang sering terjadi setiap tahunnya. Dalam keseharian, terkadang kita tidak dapat menyatakan sesuatu sebagai benar atau salah, namun kita harus menyatakannya dalam pernyataan hampir benar, sedikit benar, atau semacamnya seperti sedikit pusing, sedikit sesak. Logika fuzzy merupakan logika samar yang dapat mengatasi sesuatu yang memiliki ketidakpastian tersebut. Pada dasarnya logika fuzzy ini hanya memiliki satu fungsi keanggotaan saja (single membership function). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan Logika fuzzy ini terus dikembangkan oleh para peneliti yang kemudian didapatkan sebuah gagasan mengenai double membership function yang dihitung menggunakan metode fuzzy certainty factor. Penelitian ini akan membahas mengenai analisis perbandingan single membership function yang menggunakan metode fuzzy mamdani dan double membership function yang menggunakan metode fuzzy certainty factor terhadap diagnosis penyakit ISPA. Gejala dari penyakit ISPA yang digunakan adalah batuk, demam, pilek, frekuensi nafas, dan ada tidaknya tarikan dinding dada. Analisis kedua metode ini menerapkan masukan dari gejala ISPA sebagai acuan mendiagnosis penyakit, kemudian dilanjutkan dengan proses komposisi aturan, implikasi, dan defuzzifikasi. Dari hasil pengujian terhadap 30 data uji yang didapatkan dari dokter berdasarkan hasil rekam medis, kedua metode ini sama-sama menghasilkan 100% tingkat keakuratan.