2019
DOI: 10.32938/ag.v4i3.817
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Produksi Kepiting Bakau (Scylla seratta ) Kabupaten Bone

Abstract: Salah satu daerah penghasil kepiting bakau terbesar di Kabupaten Bone adalah Kecamatan Cenrana. Peningkatan jumlah produksi kepiting bakau pada tahun 2016 adalah sumbangsi terbesar dari Kecamatan Cenrana. Akan tetapi, seiring permintaan kepiting bakau di Kabupaten Bone terus meningkat, jumlah produksinya belum mampu memenuhi permintaan pasar kepiting bakau meskipun produksinya pernah mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh input produksi (lahan tambak, benih, pakan dan tenag… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…Komoditas ini mempunyai kandungan nilai gizi tinggi, protein dan lemak, bahkan pada telur kepiting kandungan proteinnya sangat tinggi, yaitu sebesar 65,72% (Sulaman dan hanafi, 1992) Dengan nilai komposisi demikian, komoditas ini sangat digemari konsumen luar negeri dan menjadi salah satu makanan paling bergengsi di kalangan mereka. Amerika Serikat merupakan negara penyerap hampir 55% produksi kepiting dunia, sedang permintaan lainnya datang dari negara-negara di kawasan Eropa, Australia, Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapura, Korea Selatan (Masitah et al, 2019) .Karena hal itu produksi kepiting bakau dari sektor budidaya sangat diharapkan memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Pemenuhan kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan suatu teknologi budidaya yang mendukung.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Komoditas ini mempunyai kandungan nilai gizi tinggi, protein dan lemak, bahkan pada telur kepiting kandungan proteinnya sangat tinggi, yaitu sebesar 65,72% (Sulaman dan hanafi, 1992) Dengan nilai komposisi demikian, komoditas ini sangat digemari konsumen luar negeri dan menjadi salah satu makanan paling bergengsi di kalangan mereka. Amerika Serikat merupakan negara penyerap hampir 55% produksi kepiting dunia, sedang permintaan lainnya datang dari negara-negara di kawasan Eropa, Australia, Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapura, Korea Selatan (Masitah et al, 2019) .Karena hal itu produksi kepiting bakau dari sektor budidaya sangat diharapkan memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Pemenuhan kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan suatu teknologi budidaya yang mendukung.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Beberapa faktor penentu dari keberhasilan budidaya kepiting bakau yaitu ketersediaan lahan, bibit dan pakan (Masitah, et al, 2019). Selama ini kebutuhan akan bibit kepiting di perolah dari hasil penangkapan di alam oleh nelayan yang kemudian mereka manfaatkan untuk budidaya atau pembesaran kepiting bakau.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal inilah yang menjadi landasan pentingnya kegiatan pengabdian masyarakat perlu untuk dilakukan. (Masitah et al, 2019) menyatakan bahwa produksi budidaya kepiting bakau di Kabupaten Bone selalu terserap oleh pasar dengan harga yang relatif tinggi, namun pembudidaya seringkali kesulitan meningkatkan kapasitas produksinya karena input teknologi yang kurang, sehingga belum optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Muliani et al, 2021) menyatakan bahwa potensi kegiatan budidaya di Kabupaten Bone terdiri dari potensi sumberdaya laut dan darat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Menurut (Andriyanto et al, 2018) bahwa semakin luas lahan tambak maka semakin besar kelangsungan hidup udang. Hal ini didukung oleh pendapat (Masitah et al, 2019) bahwa jumlah kepiting bakau yang dibudidayakan tergantung dari luas tambak. Setelah diputuskan lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan kegiatan budidaya, selanjutnya kelompok pembudidaya akan memulai pelaksanaan kegiatan budidaya yakni dari persiapan lahan, pengelolaan kualitas air, penebaran benih, pemeliharaan hingga panen.…”
Section: Survei Dan Penentuan Lokasi Budidayaunclassified