Analisis Profitabilitas Usahatani Tembakau Di Kelompok Tani Taruna Tani Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung

Abstract

Tobacco is the raw material for making cigarettes and has a large contribution in agricultural development, so many farmers who run tobacco farming but have not considered the profit or profitability at the farmer level.The purpose of the study to analyze the profitability of tobacco farming and the influence factor of land area, production and selling prices to ward the profitability of tobacco farming in Taruna Tani group. The reasearch was held form October until December of 2018 at Taruna Tani group Legoksari village, Tlogomulyo subdistrict of Temanggung regency. A survey method was applied as the research method and the sample was taken by census. Questionnaires and interviews were used to collect the data. The data analysis were using descriptiv, quantitativ, one sample t-test and multiple linear regression. This study shows the results that the average production costs in Taruna Tani group was Rp. 25,550,771.90/MT, the average revenue was Rp. 47,564,525.46/MT, the average income was Rp. 22,055,376.06/MT and the average profitability was 85,25%. It can be said that tobacco farming in the Taruna Tani group is profitable. The Land area, the production and the selling price have a simultane effect on profitability while partial production and selling prices have a significantly influence and land area doesn’t significantly influence the profitability of tobacco farming

Profitabiltas Usahatani Padi Sawah Tadah Hujan Kabupaten Maros

“…Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki petani menunjukkan tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan petani akan mampu menciptakan inovasi-invoasi dan penerapan teknologi baru. berkembangnya teknologi yang semakin maju dituntut untuk menjalankan sistem pertanian yang maju, sehingga pengelolaan usahatani tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (Murti et al, 2019).…”

“…Luas lahan sangat menentukan besar kecilnya produksi yang dihasilkan. Lahan menjadi salah satu faktor produksi yang memiliki kedudukan yang sangat penting dari faktor produksi (Murti et al, 2019).…”

“…Tingkat keberhasilan dalam suatu usahatani yang dijalakan oleh petani ditentukan dari pengalaman melakukan usahataninya (Yuliantari et al, 2021). Pengambilan kebijakan seseorang dalam mengembangkan usahatani dipengaruhi oleh lamanya bertani, sehingga mampu meminimalisir berbagai permasalahan dalam pengelolaan usahatani (Murti et al, 2019).…”

“…Pembangunan pertanian telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani untuk mencapai kesejahteraan dan peningkatan produksi pangan (Is et al, 2021). Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional (Murti et al, 2019); (Herliani et al, 2017). Sebagian besar petani Indonesia adalah subsisten, terutama petani padi yang bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena keterbatasan pengetahuan, teknologi modern dan minimnya lahan pertanian yang dimiliki.…”

“…Demikian juga perubahan teknologi di bidang pertanian dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan bagi masyarakat petani yang berpenghasilan rendah (Arifin et al, 2021a). Perbedaan kepemilikan luas lahan, harga jual yang berbeda dan jumlah produksi yang dihasilkan juga dapat mempengaruhi profitabilitas atau pendapatan usahatani (Murti et al, 2019). Kabupaten Maros memiliki luas lahan sawah seluas 26.114,06 ha terdiri dari sawah irigasi seluas 17.072,56 ha dan sawah non irigasi seluas 9.041,50 ha.…”