2022
DOI: 10.37034/infeb.v4i4.162
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Sentimen terhadap Opini Feminisme Menggunakan Metode Naive Bayes

Abstract: The perspective of the development of feminism centered on women around the world who wants to be free from pressure, oppression and inequality from men, continues to this day. Various public opinions about feminism are now contained in various social media. Long debates about criticism and support for feminism in equalizing women's position both in terms of intellect, and the role of women in making decisions. This research was conducted with the aim of looking at public sentiment based on opinions circulatin… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(3 citation statements)
references
References 21 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Dari 600 data, recall 86%, presisi 89%, skor Fi 86%, dan rasio 80: 20. Karena hasil akurasi sebesar 87 dapat dikatakan baik, maka metode Naive Bayes dinilai sangat baik untuk menganalisis opini masyarakat mengenai feminisme [8].…”
Section: Tinjauan Pustakaunclassified
“…Dari 600 data, recall 86%, presisi 89%, skor Fi 86%, dan rasio 80: 20. Karena hasil akurasi sebesar 87 dapat dikatakan baik, maka metode Naive Bayes dinilai sangat baik untuk menganalisis opini masyarakat mengenai feminisme [8].…”
Section: Tinjauan Pustakaunclassified
“…Data untuk analisis diperoleh dari tagar yang terkait dengan feminisme di platform media sosial. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Naïve Bayes ini mencapai nilai ingatan 84%, presisi 94%, Fi-Score 86%, dan akurasi 88% [5].…”
Section: Tinjauan Pustaka 21 Hasil Penelitian Terkaitunclassified
“…Seperti dalam dunia pendidikan semua murid perempuan di sekolah akan diadakan tes keperawanan tetapi tidak diadakan pula tes kepada siswa laki-laki. Sedangkan hal lain juga terjadi dalam fenomena ini yaitu adanya mitos dalam daerah yuni bahwa perempuan yang menolak lamaran laki-laki itu pamali, apalagi sampai lebih dari tiga kali, yang berarti jodohnya akan susah datang (Wahyuni, 2022). Dan film ini juga menceritakan tentang terjadinya pernikahan dini yang dilakukan oleh para remaja perempuan, adanya ketidaksetaraan gender terhadap perempuan.…”
unclassified