Analisis Sistem Penyembelihan Pada Rantai Pasok Daging Sapi Halal

Abstract

Daging sapi mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. Sapi merupakan salah satu dari banyaknya komoditas pada subsektor peternakan. Sapi memiliki 2 jenis yaitu sapi potong yang memproduksi daging dan sapi perah yang memproduksi susu. Sejalan dengan ajaran syariat Islam, konsumen muslim menghendaki agar produk-produk yang akan dikonsumsi dapat terjamin kehalalannya dan kesuciannya. Syariat islam menaruh perhatian yang sangat tinggi dalam menentukan suatu makanan itu halal atau haram, oleh karena itu proses penyembelihan dan penanganan hasil sembelihan harus dapat menjamin kehalalan produk. Hasil penelitian ini memaparkan Analytical System Entity proses penyembelihan sapi, yang dapat menjadi masukan dalam menyusun proses bisnis rumah potong hewan sebagai penyedia produk pada rantai pasok daging sapi halal.
 
 Beef has a very important role in meeting the needs of animal protein. Cows are one of the many commodities in the livestock subsector. Cows have 2 types, beef cattle that produce meat and dairy cows that produce milk. In line with the teachings of Islamic law, Muslim consumers want that the products to be consumed can be guaranteed halal and purity. The Islamic Shari'a has a very high attention in determining whether a food is halal or haram, therefore the process of slaughtering and handling the result of slaughter must be able to guarantee the halalness of the product. The results of this study describe the Analytical System Entity process of slaughtering cows, which can be an input in preparing the slaughterhouse business process as a product provider in the halal beef supply chain.

Perilaku Konsumen Dalam Membeli Hewan Kurban Yang Sehat

“…A. P. I., Rudyanto, M. D., & Suada, 2019;Deni, J., Suherman, H., & Pardhedhe, 2022;Sucipto et al, 2018). Kehadiran tenaga Kesehatan hewan dan ketersediaan tenaga pemotong hewan yang telah dilatih dibutuhkan untuk menghasilkan daging kurban yang halal, aman, sehat dan utuh, namun tidak semua lokasi pemotongan hewan kurban yang mendapatkan pendampingan seperti itu (Wahyuni, D., & Rizki, 2019;Zakariah, 2018).…”