Daerah Leuwidamar memiliki lingkungan pengendapan yang beragam sehingga memerlukan pemahaman geologi lebih detail seperti pemahaman stratigrafi. Pemahaman stratigrafi masih belum terlalu komprehensif di daerah Leuwidamar. Penelitian ini bertujuan merekonstruksi sejarah geologi Leuwidamar dengan menentukan kronologi dan mekanisme pengendapannya. Metode penelitian yang dilakukan dengan observasi lapangan untuk mendapatkan data lapangan, analisis stratigrafi untuk mengetahui urutan pengendapan formasi batuan, dan analisis paleontologi untuk penentuan umur relatif formasi batuan. Sejarah geologi daerah Leuwidamar dikelompokkan menjadi empat fase geologi. Fase pertama pada kala Miosen Tengah - Miosen Akhir terjadi beda fasies pengendapan pada Formasi Bojongmanik (Tmbl) yang memiliki umur (N13) Sedangkan Formasi Bojongmanik (Tmbs) memiliki umur (N13-N16). Kemudian pada fase kedua meningkatnya aktivitas tektonik dan orogenik yang menyebabkan terbentuknya struktur geologi sehingga menyebabkan banyak zona lemah yang membuat Formasi Bojongmanik diintrusi oleh Formasi Andesit. Fase ketiga, pada kala Pliosen Awal terjadi aktivitas vulkanik sehingga terendapkan Formasi Genteng (Tpg). Fase keempat, terjadi jeda waktu hingga pada kala Pliosen Akhir aktivitas vulkanik meningkat sehingga terendapkan Formasi Cipacar (Tpc) dengan lingkungan (gunung api distal). Dengan memahami sejarah geologi dapat memberikan gambaran tentang evolusi proses proses geologi yang terjadi di daerah Leuwidamar.