Analisis tingkah laku indisipliner pada siswa SD Negeri Tamansari II di masa pembelajaran dalam jaringan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku indisipliner siswa di masa pembelajaran dalam jaringan, faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan tingkah laku indisipliner, dan upaya guru mengatasi siswa melakukan tingkah laku indisipliner kelas IV,V,VI SD Negeri Tamansari II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi,wawancara, dan dokumentasi. Sumber data didapatkan dari guru, orang tua, dan siswa sebagai subyek penelitian. Teknik analisis data menggunakan Model Miles and Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini mendapatkan kesimpulkan tingkah laku indisipliner siswa saat pembelajaran daring yaitu terlambat masuk kelas zoom/google meet, berbohong, tidak mengikuti instruksi, terlambat mengumpulkan tugas melalui whatsapp, pasif selama kegiatan pembelajaran melalui zoom/google meet, tidak mengerjakan tugas melalui whatsapp, menyontek/melakukan tindak plagiasi, dan tidak on camera zoom/google meet. Kemudian faktor yang mempengaruhi siswa bertingkah laku indisipliner saat pembelajaran daring yaitu faktor internal dari diri siswa berupa tidak fokus pembelajaran malas mengerjakan tugas, serta mengantuk saat pembelajaran. Selanjutnya faktor eksternal dari keluarga yang orang tuanya sibuk bekerja dan faktor dari lingkungan siswa menjadikan siswa terpengaruh bermain. Untuk upaya guru mengatasi tingkah laku indisipliner dengan memberikan teguran, punishment, reward, dan nasihat.

Dinamika Perilaku Indisipliner dan Strategi Guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Sukoharjo

“…Tindakan tidak disiplin atau indisipliner di kalangan pelajar merupakan isu global yang dihadapi oleh lembaga pendidikan di seluruh dunia (Bashar et al 2021). Tindakan indisipliner siswa umunya dilakukan dalam bentuk membolos, terlambat, tidak mengumpulkan tugas, menggunakan atribut yang tidak sesuai, melanggar tata tertib sekolah, dan perilaku menyimpang lainnya kerap menjadi masalah yang dihadapi para guru dan pihak sekolah (Muhtarom and Cahyani 2023).…”