Analisis Wacana Percakapan Warga Dalam Grup Facebook Bubuhan Samarinda: Identifikasi Potensi Konflik Sosial

Abstract

Samarinda, the capital city of East Kalimantan province are inhabited by various ethnic groups. Friction between residents and groups are frequent. Small conflict between residents involving different ethnic groups may widen into conflict of ethnic, religion, race, and inter group relationship called SARA. This study aims to identify potential conflicts with SARA nuances in Samarinda city through citizens' conversation discourse in Facebook group called 'Bubuhan Samarinda' (FBS). Identification of conversation was analyzed through FBS group. The FBS discourse represents the issue within Samarinda citizens. On the contrary, the opinion within FBS group influences citizens' life. This paper used critical discourse analysis from Fairclough. The data were gathered from the discourse conversation among FBS group members. The result shows that the conversations tend to use primordial statement dominated by ethnic factor. The primordialism sounds like propaganda of one ethnic group. There are the provocations of conflict between indigenous and the migrants, that shows social jealousy. There is also a stigma that immigrants only exploit the wealth of Borneo, which becomes a main problem in Samarinda. The potential violence arises from the existence of ethnic organization.

Konstruksi Opini Publik melalui Media Sosial: Studi Pendekatan Analisis Wacana Kritis Grup Facebook Lintas Kejadian Kota Jayapura pada Bulan Juni 2021

“…Fairclough menekankan analisis wacana kritis mengkaji fungsi wacana ke dalam tiga kerangka, yakni wacana sebagai bagian kehidupan sosial; wacana sebagai output dialog; dan wacana memiliki tujuan tertentu (Kusno, 2017). Sehubungan dengan penelitian ini, analisis wacana model Fairclough sesuai dengan wacana yang terjadi dalam grup Facebook LKKJ merupakan bentuk pergeseran ruang dialog publik mengenai realitas sosial di Kota Jayapura.…”

“…Identitas di ruang virtual, termasuk media sosial dapat diubah sekehendak pemilik akun. Senada dengan ungkapan Turkle (1999) dalam (Kusno, 2017) yang menyatakan bahwa, untuk dikenali pengguna lain subjek atau pengguna secara bebas menggunakan nama di cyberspace hanya dengan satu tangan dalam genggaman. Teknologi informasi memberi kemudahan menciptakan multi identitas dalam ruang komunikasi yang seperti jalan raya.…”

“…Rumitnya media massa menyampaikan aspirasi publik menyebabkan keroposnya transmisi persoalan yang tengah dihadapi publik. Karman (2013) dalam (Kusno, 2017) menjelaskan bahwa kebutuhan publik yang sifatnya primer seperti demokratisasi maupun prinsip kesetaraan dalam komunikasi merupakan dua urgensi penting untuk direpresentasikan media massa, karena landasan demokrasi sebagai syarat utama sebuah media difungsikan. Media massa yang sulit memberikan fasilitas pemenuhan kebutuhan publik ini kemudian disempurnakan dengan adanya media sosial.…”

“…Media massa yang sulit memberikan fasilitas pemenuhan kebutuhan publik ini kemudian disempurnakan dengan adanya media sosial. Berdasarkan pendapat Habermas dalam (Papacharissi, 2002) (Kusno, 2017) menjelaskan bahwa, akses langsung pengguna internet ke dalam ruang virtual membawa pada tataran komunikasi global yang tanpa sekat, setiap orang bebas mengungkapkan pendapat, berkomunikasi, dan terhubung dengan orang lain tanpa harus bertemu langsung.…”

Pembentukan Citra Negatif Calon Presiden Joko Widodo Jelang Pemilihan Presiden 2019

“…Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian tersebut sebagai berikut. Pertama, penelitian Analisis Wacana Pembentukan Stereotip Pemerintah oleh HTI (Kusno dkk., 2017 (Kusno, 2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya potensi konflik bernuansa SARA yang didominasi faktor kesukuan.…”