<p><strong>Latar Belakang</strong>: Pandemi COVID-19 berimplikasi pada perekomian nasional, konsumsi rumah tangga, hingga pelaku usaha. Beberapa sektor usaha mengalami defisit pendapatan dan beberapa lainnya mengalami surplus pendapatan</p><p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan perusahaan pada sektor farmasi dan otomotif antara sebelum dan selama pandemi COVID-19</p><p><strong>Metode Penelitian</strong>: Sampel penelitian dipilih melalui teknik <em>purposive sampling</em> dan menghasilkan 9 perusahaan sektor farmasi dengan 54 sampel laporan keuangan dan 12 perusahaan sektor otomotif dengan 72 sampel laporan keuangan. Data pada penelitian ini terdiri dari laporan keuangan tahun 2017-2019 yang mempresentasikan periode sebelum pandemi COVID-19 dan laporan keuangan tahun 2020-2022 yang mempresentasikan periode selama pandemi COVID-19. Analisis penelitian ini menggunakan rasio keuangan (<em>current ratio</em>, <em>debt to equity ratio</em>, <em>receivable turnover</em>, dan <em>return on assets</em>) yang selanjutnya diuji dengan <em>paired sample t-test</em> dan <em>wilcoxon sign rank test</em>.</p><p><strong>Hasil Penelitian</strong>: Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>current ratio</em>, <em>receivable turnover</em>, dan <em>return on assets</em> pada sektor farmasi mengalami penurunan saat pandemi COVID-19, sedangkan <em>debt to equity ratio </em>mengalami peningkatan. Sektor otomotif mengalami penurunan <em>current ratio</em>, <em>debt to equity ratio</em>, <em>receivable turnover</em>, dan <em>return on assets</em> saat pandemi COVID-19. Akan tetapi, perubahan <em>current ratio</em>, <em>debt to equity ratio</em>, <em>receivable turnover</em>, dan <em>return on assets</em> di sektor farmasi dan otomotif tidak memberikan hasil perbedaan yang signifikan berdasarkan uji <em>paired sample t-test</em> dan <em>wilcoxon sign rank test</em>.</p><p><strong>Keaslian/Kebaruan Penelitian</strong>: Penelitian ini menggunakan objek perusahaan industri pengolahan non-migas yang terdata saling berlawan yaitu paling dirugikan dan diuntungkan selama pandemi COVID-19. Periode penelitian juga diperbaharui dari penelitian sebelumnya, yaitu menjadi dari tahun 2017 hingga tahun 2022 karena status pandemi COVID-19 masih berlaku pada tahun 2022.</p>