Faktanya di Aceh rasio jumlah guru dan siswa kita ini sekitar 1:16 untuk tingkat SD sendiri, sudah termasuk memadai. Akan tetapi sebaran data guru yang tidak merata, walaupun masih dalam satu zona. Inilah yang menyebabkan, ada sekolah yang mengalami kekurangan guru. Tujuan penelitian ini ialah menganalisis pemetaan penempatan guru SD di Kota Lhokseumawe. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data menggunakan angket survey. Hasil penelitian menunjukkan jumlah rombel sebanyak 621 unit untuk seluruh sekolah SD, sedangkan guru yang terdata pada tahun 2022 sebanyak 555 orang guru PNS/PPPK. Kemudian dalam rentang 5 tahun kedepan, ada guru yang memasuki usia pensiun sebanyak 88 orang (guru kelas 72 orang, guru PAI 9 orang dan guru PJOK 7 orang). Analisis pemetaan yang terfokus pada guru PNS/PPPK, 5 tahun ke depan semua guru mengalami kekurangan, sedangkan analisis pendataan seluruh guru yang ada, maka hanya guru kelas yang mengalami kekurangan mencapai 35 orang guru untuk di sebarkan pada 3 kecamatan. Jika pemerintah memaksimalkan kinerja guru dengan memeratakan guru, baik PNS/PPPK ataupun non PNS/PPPK yang ada, maka akan lebih efisien pemetaan guru di kota Lhokseumawe. Dapat disimpulkan bahwa pemetaan penempatan guru SD kota Lhokseumawe masih memadai apabila pemerdayaan guru secara keseluruhan yang ada baik PNS/PPPK dan non PNS/PPPK.