Analysis of Using Pattern Finding Strategies Skills in Mathematical Problem Solving Viewed from Gender Differences

Abstract

The purpose of this study is to describe the skills of using pattern finding strategies in solving mathematical problems in terms of gender differences. This research is a descriptive research with a qualitative approach. The subjects of this study are grade VIII students of Baiti Jannati Middle School, Sunggal sub-district, Deli Serdang district. The research subjects consisted of four students with high mathematical ability consisting of two male students and two female students. The data collection technique used a problem-solving ability essay test instrument which consisted of two questions and a non-test instrument in the form of an interview. The data analysis technique in this study uses the Miles and Huberman model which consists of four stages, namely data collection, data condensation, data presentation, and conclusions. The results of this study indicate that both male and female students are able to find and use patterns in solving mathematical problems. Based on these results, it can be concluded that there is no difference in the skills of using pattern finding strategies between male and female students.

Eksperimentasi Model Pembelajaran Stay Two Stray (TS-TS) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar

“…Salah satu dampak perkembangan globalisasi pada saat ini ialah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) (ASB Lestari et al, 2023;LM Rachmawati et al, 2023). IPTEK memberi dampak pada gaya hidup dan perubahan dalam bidang pendidikan (Fauza et al, 2023), sains (Cahyadi & Ariansyah, 2023), sosial budaya (Muiawan, 2020;Taufiq, 2020). Hal ini menjadi suatu rintangan sekaligus kesempatan dalam mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia (SDM) supaya bisa menghadapi era persaingan global.…”

Metode Inquiry: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Pada Materi Luas Bangun Datar

“…Model pembelajaran Inquiry atau Inquiry learning adalah metode belajar yang pada prinsipnya mengajak peserta didik untuk aktif bertanya (Darmayanti, 2023;U Zahroh et al, 2023;Winson et al, 2023). Selain itu, model inquiry mengajak siswa bereksperimen secara mandiri selama proses belajar (Karim & Zoker, 2023;Lee, 2023;Schabas, 2023), guru berperan sebagai mediator atau pembimbing siswa (Cahyadi & Ariansyah, 2023). Manfaat model pembelajaran inquiry yaitu, (1) Mampu mengembangkan keterampilan bertanya ( AN Vidyastuti et al, 2018), penelitian, dan komunikasi (Humaidi et al, 2022); (2) Meningkatkan kerjasama antar peserta didik atau kelompok untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal (Choirunnisa et al, 2022); (3) Mampu memecahkan masalah (Choirudin et al, 2021), membuat solusi (Sekaryanti et al, 2023), dan mengatasi pertanyaan dan masalah kehidupan nyata (Hasanah et al, 2022).…”

Teori Vygotsky: Kajian bibliometrik penelitian cooperative learning di sekolah dasar (1987-2023)

“…Pembelajaran kooperatif ditandai dengan pembelajaran kelompok, namun tidak semua pembelajaran kelompok tersebut adalah pembelajaran kooperatif (Amany & Puteri, 2023;Cahyadi & Ariansyah, 2023;Inganah et al, 2023;Jayanti et al, 2023;Rachmawati et al, 2023;Santiago, 2023). Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan harapan siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep dari materi atau suatu permasalahan dengan cara mendiskusikan bersama rekan kelompoknya (Ahmed & Kumalasari, 2023;Darmayanti et al, 2023;Lestari et al, 2023;Muhammad, Darmayanti, et al, 2023;Nasiha et al, 2023;Pradana & Uthman, 2023).…”