<p>Penggunaan nilai konsensus pada uji profisiensi (UP) saat ini merupakan praktik umum di Indonesia. Evaluasi kinerja yang didasarkan pada nilai konsensus sangat tergantung pada kualitas data-data dari laboratorium peserta dan kadangkala gagal menilai kinerja peserta. Dalam pekerjaan ini, uji profisiensi dilakukan menggunakan nilai formulasi sesuai dengan panduan ISO / IEC 17043 dan ISO 13528. Dari 5 parameter yang diujikan, 4 parameter (Fe, Cu, Cr(VI), pH) menggunakan formulasi sedangkan 1 parameter (NO<sub>3</sub>-N) menggunakan nilai konsensus sebagai nilai acuan. Diketahui bahwa penggunaan nilai formulasi efektif digunakan sebagai dasar penilaian kinerja peserta. Bahkan untuk parameter Cu dan Cr(VI), nilai formulasi dapat menghindarkan provider dari kebuntuan pengolahan data akibat data-data yang sangat bervariasi. Peserta yang mendapatkan penilaian kinerja memuaskan untuk paramater Fe, Cu, Cr(VI), dan pH adalah berturut-turut sebesar 81%, 79%, 71%, dan 67% dari jumlah peserta; yang diperingatkan sebesar 7%, 6%, 8%, dan 16%; yang berkinerja tidak memuaskan sebesar 12%, 15%, 21%, dan 17%. Hal ini mengkonfimasi bahwa skema UP menggunakan nilai formulasi memiliki kemampuan baik untuk mengevaluasi kinerja laboratorium. Evaluasi bias terhadap hasil UP menunjukkan bahwa tidak ada bias yang signifikan. Disimpulkan bahwa laboratorium yang berpartisipasi memiliki kesesuaian yang baik terhadap nilai formulasi, sehingga memberikan tingkat kepercayaan tambahan terhadap kualitas pengukuran dalam bidang analisis ini. Untuk parameter uji NO<sub>3</sub>-N, nilai formulasi tidak tersedia sedangkan nilai konsensus pun tidak dapat ditentukan akibat bervariasinya data-data peserta sehingga penilaian kinerja tidak dapat dilakukan. Diusulkan alternatif upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini agar nilai formulasi tetap dapat ditetapkan dan digunakan sebagai nilai acuan.</p>