Anestesia untuk Kraniotomi Tumor Supratentorial

Lalenoh, Diana Christine; Lalenoh, Hermanus J.; Rehatta, Nancy Margarita

doi:10.24244/jni.vol1i1.80

Cited by 4 publications

(6 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Kelainan sistemik lain juga harus dilakukan penelusuran dengan seksama, sehingga mengurangi morbiditas dan mortalitas paska operasi. 6 Pada pasien ini didapatkan pasien dengan status fisik ASA 3 dengan klinis proptosis, dan tandatanda peningkatan TIK dengan nyeri kepala, mual, dan hipertensi yang muncul setelah nyeri kepala.…”

Section: Diskusiunclassified

Hipotensi terkendali pada reseksi tumor optic head meningioma

2018

View full text Add to dashboard Cite

Optic head meningioma comprises 1-2% of meningiomas. An optic head meningioma undergoes tumor resection surgery was a challenging case to do intra and postoperatively. We found that controlled hypotension effective to produce a safe anaesthesia. 1 35years old woman with right optic head nerve meningioma. Preoperative assessment presented with proptosis, headache, vision loss, and remarkable ICP raising. Induction was achieved with TCI Propofol 3mcg/ml/minute, analgesia achieved from 200mcg fentanyl, and continuous drip of vecuronium. Controlled hypotension achieved with 1mcg/kg clonidine. SBP controlled between 80-100mmHg to achieve 50-68 MAP. Slack brain achieved with 200ml Mannitol. Surgery time was 5hours with no hemodynamic alterations. Patient observed at ICU for 48hours, and discharged at 5 th day. Controlled hypotension is to reduce SBP to get 50-65mmHg MAP. A slack brain would facilitate tumor resection more clearly. 2 Controlled hypotension that safe for neurosurgery was at50-65mmHg MAP for 2hours. This is related with blood flow duration on neurologic function. Patient selection, careful monitoring, and adequate volume replacement are mandatories. 1

show abstract

Section: Diskusiunclassified

Hipotensi terkendali pada reseksi tumor optic head meningioma

2018

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Awake Craniotomy adalah teknik yang penting digunakan untuk eksisi tumor otak pada area korteks bahasa dan operasi epilepsi. Teknik ini bermanfaat dalam meningkatkan keberhasilan pengangkatan lesi tumor, meningkatkan kelangsungan hidup pasca operasi 1 , memberikan kesempatan mapping cortex dan subcortex 2 , untuk meminimalkan kerusakan korteks bahasa dan meminimalkan disfungsi neurologis pasca operasi. 3 Keunggulan lainnya termasuk waktu rawat inap yang lebih pendek, maka biaya perawatan berkurang, dan menurunkan insiden komplikasi pasca operasi seperti mual dan muntah.…”

Section: Pendahuluanunclassified

“…Penggunaan diuretik osmotik seperti mannitol akan meningkatkan osmolaritas darah secara akut, sehingga mengurangi kandungan air otak. 1 Mannitol juga digunakan intraoperatif untuk menginduksi relaksasi otak pada tindakan reseksi tumor otak.…”

Section: Pemeriksaan Fisikunclassified

Manajemen Anestesi untuk Awake Craniotomy pada Space Occupying Lesion Lobus Frontalis Kiri

Ferdyansyah

Harahap

2018

JNI

View full text Add to dashboard Cite

Tumor intrakranial adalah suatu lesi ekspansif yang membentuk massa dalam ruang tengkorak. Kami melaporkan manajemen anestesi pada pasien dengan tumor intrakranial yang menjalani prosedur awake craniotomy. Seorang laki-laki berumur 39 tahun, berat badan 60 kg dengan riwayat epilepsi ditemukan space occupying lession pada lobus frontalis kiri setelah dilakukan CT-scan kepala. Prosedur awake craniotomy untuk pengangkatan tumor dilakukan karena lokasi tumor berada di dekat area Broca. Awake craniotomy dilakukan dengan kombinasi anestesi intravena (i.v) dexmedetomidin dan blok scalp. Premedikasi midazolam 2 mg i.v dan oksigenasi 3 liter/menit nasal diberikan dari awal proses operasi. Pasien diberikan dexmedetomidine loading dose 1 mcg/kgBB dalam 15 menit dan fentanyl 1 mcg/kgBB i.v sebelum dilakukan blok scalp dengan injeksi bupivacain isobarik 0,5% dicampur pehacain 1:1, total 40 ml untuk kedua sisi kepala. Infiltrasi larutan bupivacain-pehacain tambahan diberikan 2,5 ml pada setiap titik pin holder fiksasi kepala dipasang. Pemeliharaan anestesi dijaga dengan infus kontinyu dexmedetomidin 0,5-0,7 mcg/KgBB/jam i.v selama pasien terbangun dan propofol 0,05 -0,1 mg/kgBB/menit i.v ditambahkan apabila pasien ditidurkan. Mannitol 1 g/kgBB i.v diberikan 15 menit sebelum duramater dibuka. Proses kraniotomi berjalan 4 jam. Selama operasi berlangsung pasien tidak mengalami perubahan hemodinamik yang signifikan, tekanan darah rata-rata 95-69 mmHg, laju nadi 56-63 x/mnt, SpO 2 100% dengan VAS 0-1. Pasca operasi, pasien stabil dan pindah ke ruangan setelah diobservasi selama 1 jam di ruang pemulihan.

show abstract

“…Selain itu juga, penggunaan ventilator digunakan untuk menginduksi hipokapnea sehingga PaCO 2 berada dalam kisaran normal. 10,11 Lama rawat di ICU pasien pasca kraniotomi paling banyak pada 2 hari yaitu sebanyak 8 orang (26,7%). Sodiq et al 9 menyatakan bahwa lama rawat di ICU paling banyak pada 2 hari yaitu 40%.…”

Section: Variabelunclassified

Profil Pasien Pasca Kraniotomi di ICU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2016 - Juni 2017

Tanriono¹,

Laleno²,

Laihad³

2017

eCl

View full text Add to dashboard Cite

Craniotomy is a surgical action by opening the skull bone to provide direct access to the brain. Craniotomy can be performed in patients suffering from brain tumors, cerebral hemorrhage, cerebral aneurysms, cerebral infection, and brain trauma. This study was aimed to obtain the profile of post craniotomy patients at ICU Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from July 2016 to June 2017. This was a descriptive retrospective study using medical record data of post craniotomy patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. There were 30 post craniotomy patients at the ICU. The majority of them had traumatic brain injury as the underlying disease (77%), males (90%), and aged 15-24 years old (37%). Many post craniotomy patients used mechanical ventilators (80%) with prolonged use >72 hours (46%). The average lengh of post craniotomy care in ICU was 2 days (27%). Eleven patients (36%) died at >72 hours treated in ICU and caused by sepsis (55%). The average Glasgow coma scale preoperative was 8-12 (57%) and the physical status according to the American society of Anesthesiologist (ASA) was III E (67%). Conclusion: Most post craniotomy patients were 15-24 years old, male, traumatic brain injury as the underlying disease of craniotomy, duration in ICU 2 days. A part of the patients died due to sepsis. Many post craniotomy patients used mechanical ventilators > 72 hours. The majority had preoperative Glasgow coma scale of 8-12 and the highest ASA physical status were III E.Keywords: craniotomy, ventilator, traumatic brain injury, mortality Abstrak: Kraniotomi adalah tindakan pembedahan dengan membuka tulang tengkorak untuk memberikan akses secara langsung ke otak. Kraniotomi dapat dilakukan pada pasien yang menderita tumor otak, perdarahan otak, aneurisma serebri, infeksi otak, serta trauma otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien pasca kraniotomi di ICU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2016 – Juni 2017. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif, menggunakan data rekam medik pasien pasca kraniotomi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil mendapatkan 30 orang pasca kraniotomi di ICU dengan penyakit yang mendasari terbanyak ialah cedera kepala (77%), jenis kelamin laki-laki (90%), dan usia 15-24 tahun (37%). Pasien pasca kraniotomi banyak yang menggunakan ventilator mekanik (80%) dengan lama penggunaan >72 jam (46%). Lama perawatan pasca kraniotomi di ICU rata-rata 2 hari (27%), 11 orang meninggal dunia (36%) pada >72 jam di rawat di ICU yang disebabkan oleh sepsis (55%). Rerata Glasgow Coma Scale preoperatif 8-12 (57 %) dan status fisik menurut American Society of Anesthesiologist (ASA) terbanyak III E (67%). Simpulan: Pasien pasca kraniotomi terbanyak pada usia 15-24 tahun, jenis kelamin laki-laki, penyakit mendasari kraniotomi ialah cedera kepala, dan lama rawat ICU 2 hari. Sebagian meninggal dengan penyebab utama sepsis. Pasien pasca kraniotomi banyak yang menggunakan ventilator mekanik dengan lama penggunaan > 72 jam. Glasgow Coma Scale preoperatif terbanyak pada 8-12 dan status fisik ASA terbanyak yaitu III E.Kata kunci: kraniotomi, ventilator, cedera kepala, mortalitas

show abstract

Anestesia untuk Kraniotomi Tumor Supratentorial

Cited by 4 publications

References 0 publications

Hipotensi terkendali pada reseksi tumor optic head meningioma

Hipotensi terkendali pada reseksi tumor optic head meningioma

Manajemen Anestesi untuk Awake Craniotomy pada Space Occupying Lesion Lobus Frontalis Kiri

Profil Pasien Pasca Kraniotomi di ICU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2016 - Juni 2017

Contact Info

Product

Resources

About