Anesthetic Considerations for Craniopharyngioma Resection in Pediatric Patient with Fontan Physiology: A Case Report

Abstract

Fontan procedure is a palliative surgery done for patients born with single ventricle physiology. An understanding of the hemodynamic alterations in such a patient is important for successful perioperative management. Added to this challenge is the Craniopharyngioma which constitute about 2-6% of all the intracranial tumors in pediatric age group. Management of craniopharyngiomas in children is very challenging for anesthesiologist, owing to the developing neurological and physiological status, handling of a growing brain, perioperative endocrinological complications, and the management of hydration. We discuss the anesthetic considerations for a 6 years old female with Fontan circulation going for craniopharyngioma resection under general anesthesia.

Tatalaksana Anestesi pada Pasien Anak dengan Cystic Craniopharyngioma yang Menjalani Gamma Knife Radiosurgery

“…Oleh karena itu penilaian dan optimalisasi dari gangguan hormonal yang dialami pasien harus dilakukan sebelum operasi. 6,7 Anestesi pada GKRS dapat berupa anestesi lokal pada anak remaja atau dewasa, pembiusan umum dengan intubasi endotrakeal atau sedasi. Pemilihan anestesi tergantung pada kondisi klinis pasien, dokter anestesi, operator, dan fasilitas yang tersedia di rumah sakit.…”

“…Anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang harus dilakukan secara komprehensif untuk mengetahui permasalahan neurologi dan hormonal yang dialami pasien. 6,7 Pasien dapat mengalami gangguan akibat efek massa dan peningkatan tekanan intrakranial sehingga mengakibatkan nyeri kepala dan mual muntah, serta permasalahan hormonal seperti diabetes insipidus yang mengakibatkan gangguan elektrolit dan gangguan pada adrenocorticotropic hormone (ACTH), growth hormone (GH), gonadotropin, dan thyoid stimulating hormone (TSH). Oleh karena itu penilaian dan optimalisasi dari gangguan hormonal yang dialami pasien harus dilakukan sebelum operasi.…”

“…Oleh karena itu penilaian dan optimalisasi dari gangguan hormonal yang dialami pasien harus dilakukan sebelum operasi. 6,7 Pada pasien ini, gejala yang ditemukan adalah gejala gangguan penglihatan. Tidak tidak ditemukan adanya gejala nyeri kepala, mual-muntah, kejang, peningkatan frekuensi dan volume urinasi yang mengarah ke diabates insipidus dan gangguan elektrolit, pasien juga tidak dalam riwayat penggunaan steroid, pasien tidak memiliki tanda gigantisme atau menunjukkan adanya tanda pubertas primer.…”

“…Pada pasien dengan diabetes insipidus sering ditemukan kondisi hipernatremia dengan gejala dehidrasi karena poliuria. 6,7 Anestesi pada yang menjalani GKRS mempunyai beberapa pertimbangan, yakni anestesi dilakukan di luar kamar operasi, durasi lama, berpindah-pindah tempat, posisi frame stereotaktik tidak boleh berubah, dan pasien sendirian di dalam ruang GKRS. 5,8,10 Untuk prosedur GKRS dapat dilakukan anestesi umum dengan intubasi endotrakeal atau sedasi.…”

“…Tekanan darah rerata (MAP) pada pasien anak dijaga sekitar 50-65 mmHg, tekanan perfusi otak (CPP) 40-50 mmHg. 7,8 Meskipun pemilihan teknik anestesi adalah sedasi, pertimbangan ABCDE neuroanestesi tetap harus dilakukan pada pasien ini. 12 Airway (A), jalan napas harus bebas sepanjang waktu.…”