Minyak sasak merupakan satu di antara produk obat tradisional Indonesia yang dapat membantu penyembuhan patah (fraktur) tulang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran leukosit pada proses penyembuhan patah tulang paha pada tikus dengan terapi minyak sasak secara topikal. Penelitian ini menggunakan 28 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi empat kelompok. Semua tikus menjalani operasi fraktur tertutup pada bagian tengah diafisis os femur dan pemasangan pinintrameduler. Kelompok P0 adalah kelompok kontrol, kelompok P1 diberi minyak sasak 0,1 mL dua kali per hari, kelompok P2 diberi minyak sasak 0,3 mL dua kali per hari, dan kelompok P3 diberi minyak sasak 0,5 mL dua kali per hari secara topikal di atas luka jahitan operasi selama delapan minggu.Pengambilan sampel darah dilakukan sehari sebelum operasi, minggu ke-2, 6, dan 8 setelah operasi. Secara umum, gambaran leukosit kelompok P3 pada minggu ke-2 setelah operasi jumlahnya mengalami penurunan kemudian meningkat pada minggu ke-6 dan ke-8, kecuali neutrofil. Pada minggu ke-2 setelah operasi, neutrofil mengalami peningkatan jumlah di atas nilai normal, dan berbeda nyata (P<0,05) dengan waktu sebelum operasi. Pada minggu ke-6 setelah operasi terjadi peningkatan jumlah leukosit, limfosit, dan monosit yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan minggu ke-2. Sementara neutrofil mengalami penurunan jumlah yang berbeda nyata (P<0,05). Peningkatan dan penurunan jumlah sel darah putih tersebut masih berada dalam kisaran nilai normal dan tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan minggu ke-8 setelah operasi. Penelitian ini menunjukkan pemberian minyak sasak dosis 0,5 mL (P3) dua kali per hari secara topical membuat kondisi menjadi lebih stabil, dapat mempercepat regenerasi sel-sel, dan tidak menyebabkan alergi.