Small medium enterprises (SMEs)
ABSTRAKUsaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) merupakan pelaku bisnis yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi. SAK Umum telah dirasa overload (memberatkan) bagi para pelaku UMKMK untuk digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan akuntansinya. Kebutuhan akan suatu standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana tetapi tetap memenuhi kaidah kualitas pelaporan keuangan telah menjadi motivasi utama atas diluncurkannya SAK-ETAP yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK Umum. Artikel ini memiliki dua tujuan. Tujuan pertama adalah untuk menelaah overload standar akuntansi serta mengetahui bagaimana latar belakang munculnya SAK-ETAP. Tujuan kedua adalah untuk melengkapi telaah teoretis dengan melakukan penelitian untuk mengungkapkan sejauh mana tingkat keterterapan SAK-ETAP pada koperasi serta menyelidiki apakah terdapat perbedaan persepsi atas SAK-ETAP antara kelompok akuntan pendidik dengan pelaku koperasi. Dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterterapan SAK-ETAP pada koperasi di Jawa Timur masuk pada kategori 'Kurang Diterapkan'. Selanjutnya dengan menggunakan analisis data berupa independent t-test ditemukan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara kelompok pelaku koperasi dengan akuntan pendidik. Beberapa temuan riset empiris SAK-ETAP di Indonesia yang telah dilakukan oleh para peneliti lainnya juga turut dipaparkan.Kata kunci: koperasi, overload standar akuntansi, persepsi, SAK-ETAP, UMKM.
PENDAHULUANUsaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi sebuah negara (Siam dan Rahahleh, 2010; Bohusova dan Blaskova,