Jenis Colletotrichum acutatum merupakan jamur patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman budidaya, salah satunya tanaman cabai. Pengendalian penyakit antraknosa umumnya menggunakan pestisida sintetis. Penggunaan pestisida sintetis secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping yang merugikan, sehingga diperlukan senyawa lain untuk mengendalikan jamur patogen tersebut salah satunya melalui penggunaan fungisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak bunga kenanga dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum acutatum dan untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak bunga kenanga. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan yaitu P0: kontrol negatif, P1: kontrol positif, P2: konsentrasi ekstrak 1% (b/v), P3: konsentrasi ekstrak 2% (b/v), P4: konsentrasi ekstrak 3% (b/v), P5: konsentrasi ekstrak 4% (b/v), P6: konsentrasi ekstrak 5% (b/v) dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Parameter yang diamati yaitu terbentuknya diameter zona hambat, diameter koloni, kerapatan spora, dan uji fitokimia ekstrak. Hasil penelitian uji sumur difusi menunjukan zona hambat terbesar terdapat pada konsentrasi 5% (P6) yaitu sebesar 10,05 mm dan zona hambat terkecil pada konsentrasi 1% (P2) sebesar 7,53 mm. Hasil uji koloni menunjukan diameter koloni terkecil pada hari ke-10 terdapat pada konsentrasi 3% (P4) sebesar 7,09 cm dan diameter koloni terbesar pada konsentrasi 1% (P2) sebesar 8,46 cm. Hasil uji kerapatan spora menunjukan jumlah kerapatan spora terbesar terdapat pada konsentrasi 1% (P3) yaitu 3,24×104 spora/mL dan jumlah spora terkecil terdapat pada konsentrasi 3% (P4) sebesar 2,36×104 spora/mL. Golongan senyawa aktif yang ditemukan dalam ekstrak bunga kenanga meliputi alkaloid, steroid, flavonoid, fenolik, saponin dan tanin.