“…Ini karena kata "kejam" sendiri, bagi Artaud, tidaklah sinonim dengan pertumpahan darah, pengorbanan diri, dan pengutukan permusuhan. Dalam pemahaman Artaud kata "kejam" dalam tataran praktisnya merupakan sebentuk determinisme tinggi, di mana sang jagal itu sendiri merupakan subjek yang ditentukan harus bertahan bila saatnya tiba (Arifin, 2009;Artaud, 1958;Derrida & Thévenin, 1998;Helga Finter, 1997;Knapp, 2009;Leach, 2004;Murray, 2016;Sellin, 2017) (Arifin, 2009;Artaud, 1958;Derrida & Thévenin, 1998;Helga Finter, 1997;Knapp, 2009;Leach, 2004;Murray, 2016;Sellin, 2017).…”