Apa yang direkomendasikan apoteker untuk tatalaksana diare akut pada anak? Sebuah survei di wilayah timur Kota Surabaya

Abstract

Appropiate recommendation provided by pharmacists is considered as a crucial factors to prevent morbidity and mortality among children with acute diarrhea in the community. This study aimed to determine the type and the appropriateness of recommendations provided by the community pharmacists in the eastern part of Surabaya to children presenting with acute diarrhea. This was cross-sectional study conducted by using a questionnaire consisting of questions about participants’ characteristics and a case of acute diarrhea in children without complications and other “alarm symptoms” requiring medical referral. The appropriate recommendation for the case was to give a combination of oral rehydration solution (ORS) and zinc with or without other recommendations. Data were analyzed descriptively using SPSS version 22. A total of 84 pharmacists provided consent to be participants in this study. The majority of participants (73,81%) were pharmacists manager and more than 50% of them completed pharmacist professional degree between 2010 and 2019. Type of pharmacists’ recommendations were further classified as: medical referral, provision of medicine, laboratory testing, and non-pharmacology treatment. The most provided recommendations were provision of medicine (97,62%) with or without other recommendations. Medical referral were recommended by 22 pharmacists (26,19%). Of the total participants, 13,09% provided appropriate recommendations. Findings of this study indicate the necessity to optimise the role of community pharmacists in managing acute diarrhea in children. Further study to identify the needs of community pharmacists, either conducted with qualitative or quantitative approach, is required as the key step before implementing further intervention.

Rekomendasi Apoteker Komunitas Saat Menghadapi Permintaan Swamedikasi Diare yang Disertai Alarm Symptoms

“…Apotek merupakan tempat yang seringkali dituju oleh masyarakat untuk memperoleh obat yang digunakan secara swamedikasi, termasuk pada keluhan diare (Agbor & Azodo, 2011;Halim, et al, 2018;Jain, et al, 2016;Limaye, et al, 2017;Ningsih, et al, 2021;Widayati, 2013). Sebagai salah satu tenaga kesehatan di apotek, apoteker merupakan figur yang sangat penting dan memiliki peran sangat krusial sebagai sumber informasi terpercaya dan pemberian rekomendasi pengobatan yang tepat bagi pasien.…”

“…Hasil dari beberapa penelitian terpublikasi yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa kemampuan apoteker untuk memberikan rekomendasi yang tepat pada swamedikasi masih perlu dioptimalkan. Penelitian oleh Ningsih, et al, (2020) menunjukkan bahwa kurang dari 20,00% apoteker di wilayah Surabaya Timur memberikan rekomendasi yang tepat saat menghadapi permintaan swamedikasi diare pada anak (Ningsih, et al, 2021). Hal tersebut juga serupa dengan hasil penelitian oleh Putri, et al, (2020) yang menunjukkan bahwa terdapat 26 apoteker (30,95%) yang memberikan rekomendasi yang tepat pada kasus diare anak yang disertai tanda bahaya, yang merupakan salah satu tanda bahaya pada diare (Putri, et al, 2020).…”

“…Keterlibatan apoteker dalam penelitian ini cenderung rendah (<50,00%), kecuali Surabaya Utara (54,69%). Hal tersebut serupa dengan hasil temuan pada beberapa penelitian lainnya di beberapa negara yang menunjukkan bahwa keterlibatan apoteker dalam penelitian cenderung rendah (El Hajj, et al, 2018;Kuipers, et al, 2019;Millar, et al, 2016;Ningsih, et al, 2021;Putri, et al, 2020). Sebagian besar apoteker tidak terlibat dalam penelitian ini karena apoteker tidak berada di apotek dan ketika dihubungi, apoteker tidak memberikan kejelasan keikutsertaan hingga waktu yang telah ditetapkan.…”

“…Hasil ini serupa dengan temuan dari penelitian Brata, et al, (2019) di bagian Timur Indonesia yang menunjukkan bahwa pelayanan swamedikasi merupakan pelayanan yang lebih sering dilayani di apotek dibandingkan pelayanan resep (Brata, et al, 2019). Hasil penelitian di wilayah Surabaya, secara khusus Surabaya Timur juga menunjukkan bahwa pelayanan swamedikasi relatif lebih banyak dibandingkan pelayanan resep (Ningsih, et al, 2021;Putri et al, 2020). Oleh karena itu, kemampuan apoteker dalam memberikan rekomendasi yang tepat pada pelayanan swamedikasi memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan terapi.…”

Community Pharmacists’ Recommendations in Handling a Self-Medication Request for Bloody Diarrhea: A Survey in an Indonesian Urban Setting

“…Apoteker komunitas memiliki peran penting dalam memberikan rekomendasi yang tepat saat menghadapi permintaan swamedikasi dengan mempertimbangkan bahwa apotek merupakan salah satu tempat mendapatkan obat untuk swamedikasi 5,[25][26][27][28] dan rekomendasi yang diberikan oleh apoteker menentukan keputusan yang dibuat oleh masyarakat. 2,25,26 Sampai saat ini, informasi terkait pemberian rekomendasi oleh apoteker komunitas di Indonesia atas permintaan obat swamedikasi pada kasus diare yang disertai darah belum banyak ditemukan pada literatur terpublikasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jenis dan ketepatan rekomendasi yang diberikan oleh apoteker komunitas di sebuah kota besar di Indonesia pada saat memberikan layanan swamedikasi untuk kasus diare disertai dengan darah pada pasien dewasa.…”