2017
DOI: 10.30811/jpl.v14i2.338
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Aplikasi dapur pemanas bagi pengrajin pandai besi untuk meningkatkan kualitas produk alat-alat perkakas Pertanian

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…Kondisi seperti di atas menunjukkan bahwa barang-barang atau produk yang dihasilkan Industri kerajinan pandai besi harus berubah seiring dengan selera masyarakat dan musti bisa bersaing dengan produk sejenis dari industri sedang dan besar sehingga dapat meningkatkan kembali perekonomian mereka. Pengaruh dari inovasi pemasaran dalam berbagai kerajinan menjadi tumpuan masyarakat untuk masa yang akan datang agar bangkitnya perekonomian masyarakat pandai besi, teknologi akan semakin berkembang sementara kerajinan tradisioanal masih diperlukan untuk meningkatkan pemasaran dari produk-produk andalan yang harus bisa diubah menjadi model bisnis yang lebih efisien, ditengah perubahan ekonomi digital yang begitu cepat nilai-nilai kreatifitas (penciptaan value) dapat menggiring ke arah pelanggan untuk bersaing (Saifuddin et al, 2017). Adapun studi terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Desnianti tahun 2005, yang berjudul "Kerajinan apa basi di Desa Limo Suku Kecamatan Banuhampu Sungai Pua Kabupaten Agam (1980)(1981)(1982)(1983)(1984)(1985)(1986)(1987)(1988)(1989)(1990)(1991)(1992)(1993)(1994)(1995)(1996)(1997)(1998))", merupakan skripsi dari Jurusan Pendidikan Sejarah UNP.…”
Section: Abstrakunclassified
“…Kondisi seperti di atas menunjukkan bahwa barang-barang atau produk yang dihasilkan Industri kerajinan pandai besi harus berubah seiring dengan selera masyarakat dan musti bisa bersaing dengan produk sejenis dari industri sedang dan besar sehingga dapat meningkatkan kembali perekonomian mereka. Pengaruh dari inovasi pemasaran dalam berbagai kerajinan menjadi tumpuan masyarakat untuk masa yang akan datang agar bangkitnya perekonomian masyarakat pandai besi, teknologi akan semakin berkembang sementara kerajinan tradisioanal masih diperlukan untuk meningkatkan pemasaran dari produk-produk andalan yang harus bisa diubah menjadi model bisnis yang lebih efisien, ditengah perubahan ekonomi digital yang begitu cepat nilai-nilai kreatifitas (penciptaan value) dapat menggiring ke arah pelanggan untuk bersaing (Saifuddin et al, 2017). Adapun studi terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Desnianti tahun 2005, yang berjudul "Kerajinan apa basi di Desa Limo Suku Kecamatan Banuhampu Sungai Pua Kabupaten Agam (1980)(1981)(1982)(1983)(1984)(1985)(1986)(1987)(1988)(1989)(1990)(1991)(1992)(1993)(1994)(1995)(1996)(1997)(1998))", merupakan skripsi dari Jurusan Pendidikan Sejarah UNP.…”
Section: Abstrakunclassified
“…One is to conduct laboratory research studies to obtain qualified products. The study is to improve the heating process through the creation of efficient furnace designs [1], [2]. A more recent study [3], [4] also concerning heating kitchens or stove [4].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…(Azmi et al, 2015) Industri pandai besi merupakan salah satu usaha kecil dan termaksud dalam usaha pertukangan besi yng berproduksi hanya berdasarkan kebiasaan saja (Ahya & Lestari, 2016) Industri pandai besi awalnya membuat senjata tradisional seperti keris, pedang dan parang namun pada perkembangannya usaha pandai besi mulai membuat alat-alat seperti mata pahat, pisau, dan parang yang bisa untuk dikomersilkan dan digunakan untuk keperluan rumah tangga. Selain memproduksi untuk keperluan rumah tangga, industri pandai besi juga memproduksi alat-alat pertanian/perkebunan/perikanan seperti linggis dan parang (Anonim, 20115;Saifuddin et al, 2016;Talakua, 2008) Alat-alat tersebut digunakan oleh masyarakat untuk keperluan bercocok tanam sehingga produk industri pandai besi di Kecamatan Togo Binongko telah dipasarkan ke daerah lain. (Talakua, 2008) dibutuhkan kerja sama antara pengusaha menengah dengan para pengusaha kecil sehingga produksi yang dihasilkan oleh industri pandai besi dapat dipasarkan ke daerah lain Industri pandai besi di Kecamatan Togo Binongko Kabupaten Wakatobi membutuhkan bahan baku besi dalam setiap produksi sebanyak 30-50 kg besi yang diperoleh dengan harga perkilogram senilai Rp13.500 sehinga modal yang harus dikeluarkan oleh industri pandai besi sebesar Rp4.050.000 -Rp6.750.000 untuk pembelian bahan baku besi.…”
unclassified
“…Masyarakat Kecamatan Togo Binongko telah menjadi pandai besi secara turun temurun dan menganggap industri pandai besi merupakan motor penggerak bagi perekonomian karena mampu memberikan keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Sumanti, 2020) Pembinaan terhadap industri pandai besi dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan, magang atau studi banding, pendampingan dan pemberian bantuan peralatan produksi untuk meningkatkan keuntungan usaha (Adiputra, 2020;Azmi et al, 2015;Talakua, 2008) Pelaku usaha industri pandai besi di Kecamatan Togo Binongko tidak memiliki tanah sendiri, mereka meminjam tanah untuk membuka usaha dan harus pindah jika tanah tersebut diambil kembali oleh pemiliknya, keterbatasan modal untuk menunjang kebutuhan usaha pandai besi, seperti pembelian bahan baku besi, keterbatasan modal dalam usaha pandai besi akan menyebabkan ketidak lancaran proses produksi, tidak adanya partner kerja sehingga produksi pandai besi tidak berjalan lancar karena dilakukan sendiri, sedangkan industri pandai minimal dalam setiap produksi memerlukan dua orang pekerja terampil/mahir dan memiliki kecocokan dalam bekerja, harga jual produk industri pandai besi menjadi tidak menentu/stabil dikarenakan pembeli melakukan penawaran produk tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan sehingga pendapatan industri pandai besi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saifuddin et al (2016) konsumen mengeluhkan ketidakseragaman produk dan kualitas produk, khususnya pada peralatan pertanian, sehingga tidak dapat bersaing dengan produk dari negara lain. Hasil akhir sangat dipengaruhi oleh keadaan perajin pandai besi yang kurang memahami secara ilmiah dalam memilih bahan dasar dan tata cara penyepuhan (perlakuan panas) yang hanya berdasarkan adat turun temurun.…”
unclassified
See 1 more Smart Citation