Acute appendicitis is the most common surgical cause of acute abdominal pain in children. Perforated appendicitis is the major complication of acute appendicitis with incidence in children of 30-40%. Perforated appendicitis should be operated immediately along with the administration of broad-spectrum antibiotics. The aim of this study isto analyze the microbiological profile and determine the antimicrobial susceptibility in children with perforated appendicitis at Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta, Indonesia.We analyzed the pus from the perforated appendicitis patients who underwent surgery at Dr. SardjitoGeneral Hospital from January 2005 to September 2009. Escherichia coli (43%) was the most common aerobic bacteria found in children with perforated appendicitis, followed by Pseudomonas aeruginosa (26%), Klebsiellapneumonia (11%), Streptococcus (11%), and Proteus mirabilis (3%).The most sensitive antibiotics were imipenem, phosphomycin, amikacin and netilmicin, followed by the 4 th and the 3 rd generation of cephalosporin, amoxicillin, ampicillin, and trimethoprim/sulfamethoxazole. In addition, there was no statistically significant difference in terms of resistant and sensitivity between the 4 th generation cephalosporin compared to phosphomycin, netilmicin, or imipenem (p > 0.05). In conclusion, the most common bacteria found in perforated appendicitis in Dr. Sardjito General Hospital is E.coli. The administration of the 4 th generation of cephalosporin might be appropriate for the children with perforated appendicitis.
ABSTRAKAppendisitis adalah penyebab terbanyak akut abdomen yang memerlukan pembedahan pada anak. Komplikasi apendisitis adalah perforasi dan insidensinya pada anak 30-40%. Terapi apendisitis perforasi yaitu operasi segera dengan pemberian antibiotica berspektrum luas. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis profil mikrobiologi apensitis perforasi dan menentukan sensitivitas antibiotic pada anak dengan apendisitis perforasi di RumahSakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia. Subjek penelitian adalah bakteri aerob hasil isolasi pus cavum peritoneum/intraperitoneal pasien apendisitis perforasi anak yang dioperasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Januari 2005 -September 2009. Ditemukan bakteri aerob terbanyak pada pasien apendisitis perforasi anak adalah E.coli, kemudian P. aeruginosa, Kl. pneumonia, Streptococcus, dan P. mirabilis. Antibiotika paling sensitif; imipenem, fosfomisin, amikasin, dan netilmisin; diikuti sefalosporin generasi 4 dan 3, amoksisilin, ampisilin, trimetoprim/sulfametoksazol. Tidak ada perbedaan secara nyata J Med Sci, Volume 48, No. 1, 2016 January: 35-44 36 dalam hal resistensi dan sensitivitas antara sefalosporin generasi ke-4 dibandingkan dengan fosfomycin, netilmisin, atau imipenem (p> 0,05). Kesimpulannya, bakteri yang paling sering umum pada apendisitis perforasi anak di RSUP Dr. Sardito, Yogyakarta adalah E. coli. Terapi dengan antibiotic cephalosporin generasi ke-4 tepat untuk anak-anak dengan apendisitis perforasi.