Karakterisasi dilakukan untuk mempelajari dan mengelompokkan massa batuan berdasarkan keterdapatan struktur, pelapukan serta faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi massa batuan, Kondisi massa batuan terus berubah seiring berjalannya waktu dan pergerakan kemajuan penambangan. Oleh karena itu, Pembaruan data mengenai kekuatan massa batuan diperlukan sebagai adjusment parameter analsis kestabilan lereng guna memastikan rekomendasi geoteknik yang dikeluarkan sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Metode karakterisasi massa batuan yang digunakan adalah kuantifikasi GSI yang diperbarui oleh Sonmez dan Ulusay (1999), dengan menggunakan dua parameter yaitu struktur rating dan surface condition rating. Metode kuantifikasi GSI dipakai untuk mengurangi bias dari penentuan GSI secara kualitatif. Analisis kinematik dilakukan menggunakan proyeksi stereografis menggunakan software Dips untuk menentukan potensi longsoran apa yang mungkin terjadi sesuai hasil geotechnical mapping dilapangan. Dari sembilan lereng yang di mapping, teridentifikasi tiga jenis longsoran, yakni longsoran toppling, baji, dan bidang. Hasil pengelompokkan massa batuan terhadap sembilan lereng menunjukkan bahwa kelas massa batuan sebagian besar berada pada tingkat baik dan sedang. Hasil dari GSI akan digunakan sebagai parameter masukan kekuatan massa batuan pada saat analisis dengan output rekomendasi geometri lereng tambang sesuai dengan lokasi pengukuran. Penjelasan tentang pemilihan metode kuantifikasi GSI serta tahapan penentuan nilai GSI dan analisis kinematic dibahas lebih lanjut pada paper ini.