Kebijakan pemerintah Indonesia terkait pengadaan Program Desa Broadband Terpadu, bertujuan untuk mengakomodir aktivitas masyarakat di pedesaan dengan optimalisasi teknologi digital. Proses digitalisasi yang terjadi pada masyarakat pedesaan dipercepat pula oleh terjadinya Pandemi Covid-19, yang nyaris melumpuhkan setiap sendi kehidupan banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Pembatasan interakasi sosial memunculkan kebiasaan baru untuk terkoneksi dengan internet dan perangkat cerdas. Hal ini memunculkan permasalahan desain perangkat dan aplikasi bergerak yang tepat guna bagi masyarakat pedesaan. Dalam hal ini karakteristik pengguna turut mempengaruhi terjadinya sebuah pengalaman, sehingga membentuk persepsi individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan ponsel cerdas, dengan mengukur persepsi yang didasarkan pada perbedaan tingkat pemahaman terhadap produk interaktif. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner Attrakdiff 2 dan UEQ terhadap 62 pengguna ponsel cerdas tingkat pemula di wilayah pedesaan di Indonesia. Hasil investigasi menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pemahaman pengguna berpengaruh pada persepsi terkait aspek fungsionalitas produk dan psikologis pengguna saat berinteraksi dengan ponsel cerdas. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar rekomendasi bagi pelaksanaan Program Desa Broadband Terpadu, maupun bagi pelaku industri dalam mengembangkan perangkat maupun layanan berbasis teknologi digital, yang sesuai bagi karakter masyarakat pedesaan.