Budidaya air payau, terutama bandeng, telah dikenal sejak tahun 1400-an dengan menggunakan sistem tradisional. Peningkatan kebutuhan protein hewani membuat teknologi budidaya berkembang dan lahan produksi semakin luas. Untuk mendukung produksi perikanan yang lestari, maka pengumpulan informasi dan pendataan kawasan tambak merupakan hal yang sangat penting. Citra satelit resolusi tinggi yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk pemantauan lahan tambak. Bersama dengan pemetaan partisipatif oleh berbagai pemangku kepentingan, maka batas lahan tambak, permasalahan yang terdapat dalam kawasan budidaya tambak dan kemungkinan solusinya dapat diidentifikasi. Pemetaan Partisipatif-SIG (P-SIG) dapat menjadi metode yang tepat untuk menggalang partisipasi para pemangku kepentingan dan menangkap informasi baru di kawasan tambak Ujung Pangkah,Kabupaten Gresik seperti rendahnya kualitas air, terjadinya penyakit udang dan kematian massal udang, harga benih bandeng yang mahal, fluktuasi harga jual bandeng, perubahan lahan, saluran air/irigasi tambak yang dangkal dan sempit, dll. Selain itu, metode ini juga dapat memfasilitasi peserta untuk membuat keputusan manajemen pesisir yang lebih baik, seperti penentuan lokasi prioritas rehabilitasi saluran air/irigasi tambak, lokasi prioritas perlindungan pantai ataupun verifikasi data luasan tambak dengan surat izin usaha budidaya ikan. Namun, metode P-SIG membutuhkan waktu yang lama dalam prosesnya, serta membutuhkan banyak sumberdaya.