Diarrhea is a major health problem in Indonesia with high morbidity and mortality rates. Unhealthy environment and unhygienic behavior are closely related to diarrhea disease. This study aims to identify the association between environmental conditions and behavior with the occurrence of diarrhea in Jawa and Bali. Data source used was the integration data of March’s Susenas and Riskesdas 2018. A logistic regression analysis was chosen to elicit the relationship between sanitation and drinking water facilities, open defecation practice, and other factors with the prevalence of diarrhea. The results showed that open defecation (OR = 1.2; 95% CI: 1.12 to 1.29; P<0.001, and improper of household sanitation and drinking water (OR = 1.11; 95% CI: 1.04 to 1.2; P = 0.003) had significant association with diarrhea. Other factors are age 0-5 years (OR = 1.56; 95% CI: 1.46 to 1.66; P <0,001) and low education (OR = 1.33; 95% CI: 1.21 to 1.47; P <0,001). This study shows the hygienic behavior is the essential factors to reduce the incidence of diarrhea. Therefore, it is recommended to to prioritize aspects of behavior and environmental health, namely changing people’s behavior to defecate in a latrine, and provide proper sanitation and sufficient drinking water.
Keywords: Diarrhea; sanitation; drinking water; open defecation
ABSTRAK
Penyakit diare merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Lingkungan yang tidak sehat dan perilaku tidak higienis sangat erat kaitannya dengan penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kondisi lingkungan dan perilaku dengan penyakit diare di pulau Jawa dan Bali. Sumber data yang digunakan adalah data integrasi Susenas Maret dan Riskesdas 2018. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik untuk melihat hubungan antara ketersediaan sanitasi dan air minum, perilaku buang air besar serta faktor lainnya terhadap kejadian diare. Hasil menunjukkan bahwa faktor perilaku buang air besar sembarangan (OR = 1,2; 95% CI: 1,12 - 1,29; P <0,001) serta akses sanitasi dan air minum rumah tangga tidak layak/tidak tersedia (OR = 1,11; 95% CI: 1,04 - 1,2; P = 0,003) memiliki hubungan dengan kejadian diare. Faktor lainnya yaitu: usia 0-5 tahun (OR = 1,56; 95% CI: 1,46 - 1,66; P <0,001) dan pendidikan rendah (OR = 1,33; 95% CI: 1,21 - 1,47; P <0,001). Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku higienis sangat penting untuk menurunkan kejadian diare. Oleh karena itu direkomendasikan untuk mengutamakan aspek perilaku dan kesehatan lingkungan, yaitu merubah perilaku masyarakat untuk BAB di jamban, serta menyediakan sanitasi dan air minum yang layak.
Kata kunci: Diare, sanitasi, sarana air minum, buang air besar sembarangan