Peran apoteker dalam asuhan kefarmasian telah terbukti meningkatkan outcome terapi pada pasien diabetes melitus (DM) di berbagai negara. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asuhan kefarmasian dan mengetahui pengaruhnya terhadap outcome klinis dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di Apotek. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental komparatif dengan desain penelitian kohort-studi prospektif sebelum dan setelah intervensi terhadap 38 pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi di salah satu Apotek di Kota Medan pada bulan Agustus-Desember 2020. Data outcome klinis meliputi kadar gula darah (KGD) sewaktu dan nilai HbA1c diperoleh dari pemeriksaan langsung pada pasien, dan data kualitas hidup diperoleh menggunakan kuesioner EQ-5D-3L. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank dan uji Friedman dalam program SPSS V22.0. Hasil penelitian menunjukkan nilai KGD sewaktu rata-rata sebelum intervensi sebesar 278,58 ± 75,27 mg/dl dan setelah intervensi terjadi penurunan menjadi 179,68 ± 14,01 mg/dl (α<0,05), nilai HbA1c 9,021 ± 1,029% menjadi 8,368 ± 1,049% (α<0,05). Terjadi peningkatan secara signifikan indeks kualitas hidup rata-rata sebelum intervensi sebesar 0,849 ± 0,126 dan setelah intervensi menjadi 0,967 ± 0,065 (α<0,05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan asuhan kefarmasian berpengaruh terhadap peningkatan outcome klinis dan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2 di Apotek.