Pendahuluan. Neuropati perifer diabetik (NPD) di kaki terjadi akibat komplikasi diabetes pada mikrovaskular yang akhirnya mengakibatkan kerusakan pada persarafan di kaki. Maka perlu diwaspadai proses aterosklerosis di tempat lain, baik pada pembuluh arteri makro maupun mikrovaskular di kaki. Penelitian ini dilakukan untuk dapat menilai hubungan derajat neuropati perifer diabetik yang dinilai dengan Toronto clinical scoring system (TCSS) dengan proses ateroskerosis di pembuluh darah kaki, baik yang makrovaskular dengan ankle brachial index (ABI) dan toe brachial index (TBI) maupun mikrovaskular dengan transcutaneus partial oxygen pressure (TcPO 2) pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2. Metode. Penelitian potong lintang dilakukan pada pasien DM tipe 2 dengan NPD dengan nilai TCSS >5 di Poliklinik Pelayanan Jantung Terpadu, Poliklinik Endokrin dan Metabolik, dan Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam Umum RSCM. Data diperoleh dari wawancara, rekam medik, pemeriksaan ABI, TBI dan TcPO 2. Analisis bivariat terhadap masing-masing variabel dengan menggunakan uji spearman. Hasil. Sebanyak 36 subjek yang memenuhi kriteria pemilihan diikutkan dalam penelitian, rerata usia 62 tahun (SB 9,2) dengan 20 (55,6%) diantaranya perempuan dan median lama diabetes 12 tahun. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji spearman penelitian ini mendapatkan korelasi negatif yang bermakna secara statistik dengan koefisien korelasi sedang antara derajat neuropati perifer diabetik yang dinilai dengan TCSS dengan ABI (r =-0,475, p = 0,003) dan TBI (r =-0,421, p = 0,010). Pada pemeriksaan TcPO 2 juga didapatkan korelasi negatif yang bermakna secara statistik dengan koefisien korelasi sedang (r =-0,399, p = 0,016). Simpulan. Terdapat korelasi negatif yang bermakna secara statistik antara derajat neuropati perifer diabetik dengan ABI, TBI, dan TcPO 2.