Asupan Zat Gizi Makro, Status Gizi, dan Status Imun pada Vegetarian dan Non-Vegetarian

Abstract

Latar Belakang : Status imun dapat menjadi salah satu penanda kondisi sistem imun di dalam tubuh. Vegetarian umumnya memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah dibandingkan dengan non-vegetarian. Hal tersebut memberikan dampak positif terhadap status imun vegetarian. Di samping itu, vegetarian juga mengalami defisiensi beberapa zat gizi yang dapat menyebabkan dampak buruk pada status imun vegetarian. Salah satu penanda status imun tubuh yaitu jumlah leukosit, dimana leukosit merupakan imunologi pertama yang muncul untuk melawan patogen.Tujuan : Membandingkan asupan zat gizi makro, status gizi, dan status imun antara vegetarian dan non-vegetarian.Metode : Sampel penelitian sebanyak 64 wanita dipilih melalui consecutive sampling yang terdiri dari 32 subjek vegetarian dan 32 subjek non-vegetarian. Berat badan dan tinggi badan dari subjek diukur untuk menentukan status gizi. Asupan zat gizi makro diukur melalui Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan dianalisis menggunakan program software gizi. Status imun diperoleh dari perhitungan jumlah sel darah putih (leukosit). Analisis statistik yang digunakan yaitu uji T Independen atau Mann-Whitney.Hasil : Terdapat perbedaan yang signifikan pada status gizi (p=0.019), asupan karbohidrat (p=0.002), asupan serat (p=0.001), asupan lemak jenuh (p=0.001), dan asupan lemak tidak jenuh (p=0.001) antara vegetarian dan non-vegetarian.Simpulan : Asupan karbohidrat, serat, dan lemak tidak jenuh lebih tinggi pada vegetarian sementara status gizi dan asupan lemak jenuh lebih tinggi pada non-vegetarian.

Hubungan Antara Asupan Imunonutrisi dengan Status Imunitas Pascapandemi COVID-19

“…Status imunitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor usia, keturunan, hormon, infeksi, konsumsi alkohol dan perokok, serta asupan imunonutrisi. 13 Untuk mengetahui status imunitas suatu individu, perlu diadakan pengukuran imunitas yang dapat dilakukan melalui 2 cara yakni secara klinis dan secara nonklinis. Pengukuran status imunitas secara klinis dapat dilakukan dengan cara perhitungan sel darah putih (limfosit), limfosit berperan dalam perusakan patogen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga seseorang yang tidak mampu menghasilkan sel limfosit dengan maksimal akan membuat sistem imun tidak cepat merekasi dan bekerja dalam melawan infeksi patogen.…”

“…5 Status imunitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor usia, keturunan, hormon, infeksi, konsumsi alkohol dan perokok, serta asupan imunonutrisi. 13 Beberapa zat gizi yang dapat memengaruhi status imun ini diantaranya protein yang bekerja dengan cara memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak dan melawan infeksi mikroorganisme, asam lemak omega-3 sebagai anti inflamasi, antioksidan seperti vitamin A, C, dan E sebagai zat antivirus, serta zink untuk meningkatkan kekebalan tubuh. 26 Zat gizi lainnya yakni vitamin D yang dapat berperan dalam fungsi kekebalan tubuh, pembentukan sel, serta mengurangi peradangan.…”

Analisis Perbedaan Status Gizi Antara Kelompok Vegetarian Dan Non-Vegetarian Pada Usia Dewasa Di Surabaya

“…Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang menunjukan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada indeks massa tubuh (p=0,019) antara vegetarian dan non-vegetarian dikarenakan rerata indeks massa tubuh yang lebih rendah pada subjek vegan dan lakto-ovo vegetarian 6 .…”

“…Hal ini dapat disebabkan karena kelompok vegetarian mengonsumsi makanan sumber karbohidrat dengan jenis, jumlah dan frekuensi yang lebih sedikit daripada kelompok non-vegetarian, salah satu contohnya adalah kelompok vegetarian lebih memilih untuk mengonsumsi nasi merah dibandingkan nasi putih. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang mengatakan bahwa rerata asupan karbohidrat pada kelompok vegetarian lebih rendah dibandingkan kelompok non-vegetarian 6 .…”