The housing market is one of the monetary policy instruments in macro-prudential terms. The overall policy adopted through the Loan-to-Value ratio does not accommodate different regional characteristics. Location and area characteristics are important factors that influence the development of housing property prices. This study uses panel data regression analysis, with objects of 15 cities in Indonesia during 2007-2017. The results of the analysis provide a proof that the building rent, population density, construction costs, Gross Regional Domestic Product, unemployment rate, and minimum income, affect housing prices differently in each growth category, while the LTV ratio and inflation do not have a significant effect onto house prices. The regional economic growth is used to form regional clustering based on the speed of house price growth so that monetary policy in the housing sector achieves the target. Abstrak Pasar perumahan menjadi salah satu instrumen kebijakan moneter dalam hal makroprudensial. Kebijakan moneter secara menyeluruh yang diterapkan pemerintah melalui rasio Loan-to-Value belum mengakomodir karakteristik daerah yang berbeda-beda. Karakteristik lokasi dan wilayah menjadi faktor penting yang memengaruhi perkembangan harga rumah. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan obyek 15 Kota di Indonesia selama kurun waktu 2007-2017. Hasil analisis yang dilakukan menjelaskan bahwa nilai sewa bangunan, kepadatan penduduk, biaya konstruksi, PDRB, tingkat pengangguran, dan pendapatan minimum memengaruhi harga rumah secara berbeda-beda pada masing-masing kategori. Sedangkan, rasio LTV dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga rumah. Maka, pertumbuhan ekonomi regional dibutuhkan untuk membentuk kluster daerah yang sesuai dengan kecepatan pertumbuhan harga rumah, sehingga kebijakan moneter pada pasar perumahan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.