Emisi polutan udara yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan serta dari transportasi di wilayah perkotaan menjadi perhatian baik bagi pemangku kepentingan dan masyarakat. Salah satu jenis polutan udara yang sering menjadi indikator utama adalah particulate matter 10 micron (PM10). Sedikitnya titik lokasi pengukuran konsentrasi PM10 menyebabkan ketersediaan data dan informasi polutan udara ini terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap penggunaan data dari model ECMWF sebagai prediksi untuk konsentrasi PM10 di dua lokasi, yaitu di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang dan Kota Padang. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada analisis data secara kuantitatif menggunakan metode korelasi dan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi PM10 dengan menggunakan data ECMWF terhadap data observasi di kota Padang menunjukkan nilai selisih 25% (H-1), 20% (H-2), dan 17% (H-3), dan nilai prediksi terbaik adalah untuk data ECMWF pada H-3. Sementara itu nilai prediksi konsentrasi PM10 dengan menggunakan data ECMWF terhadap data observasi di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang menunjukan nilai 12% (H-1), 23% (H-2), dan 24% (H-3). Hasil nilai prediksi terbaik konsentrasi PM10 di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang adalah untuk data ECMWF pada H-1. Secara umum, konsentrasi PM10 dan hasil observasi menunjukkan profil yang sama, meskipun hasil dari ECMWF memberikan nilai konsentrasi yang berbeda di dua lokasi penelitian.
Kata kunci: PM10, ECMWF, Bukit Kototabang, Kota Padang.