Bahasa Minangkabau adalah salah satu bahasa dengan penutur terbanyak di Indonesia, namun karena beberapa faktor, penggunaan bahasa ini mulai bergeser. Penelitian ini membahas upaya pemertahanan bahasa Minangkabau melalui permainan tradisional, yaitu permainan Cik Mancik, Cak Bur dan Sipak Tekong serta melalui tradisi masyarakat setempat, randai dan makan bajamba. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mana data berupa tuturan dari penutur asli bahasa Minangkabau yang digunakan dalam permainan tradisional dan tradisi lokal. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi dan catat. Data yang berupa tuturan dianalisis menggunakan teori pemertahanan dan pergeseran bahasa oleh Holmes (2013). Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa usaha pemertahanan bahasa Minangkabau dilakukan dengan baik oleh penuturnya. Usaha ini dapat terlihat dari penggunaan frasa dalam permainan tradisional seperti manang banyak. Sementara itu dalam tradisi lokal, randai, usaha pemertahanan bahasa terlihat dari penggunaan gaya bahasa pantun dan metafora dalam bahasa Minangkabau. Dalam tradisi makan bajamba, penggunaan kosakata yang berkaitan dengan makanan juga merupakan sebuah usaha dalam mempertahankan bahasa Minangkabau. Lebih lanjut, terdapat dua faktor yang ditemukan dalam usaha pemertahanan bahasa Minangkabau, yaitu pada tataran leksikal dan sikap berbahasa. Dalam setiap permainan maupun tradisi lokal, terdapat usaha pemertahanan dengan menggunakan kosakata maupun frasa tertentu seperti manang banyak, pangek masin, pucuak ubi, limpapeh dan lainnya. Lebih lanjut, sikap bahasa penutur bahasa Minangkabau ini cenderung positif.