Tujuan dari penelitian ini mengetahui bagaimana strategi adaptasi berbasis modal sosial pada petani garam dalam menghadapi kebijakan impor garam yang tinggi di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani garam terdapat tiga tipologi petani garam diantaranya, buruh tani garam, petani garam pemilik tambak dan petani garam yang memiliki pabrik garam. Ketika kebijakan impor garam yang tinggi, sehingga menciptakan harga yang murah yaitu Rp. 200,-/kg. Disetiap level petani garam melakukan strategi adaptasi yang berbeda diantaranya tindakan eksternal seperti mencari pekerjaan diluar bidang garam, tindakan adaptif yaitu mencoba untuk menyesuaikan dengan harga garam yang murah dengan bernegosiasi, dan etika subsistensi yaitu petani garam melakukan tindakan aman dengan menekan pengeluaran. Ditambah lagi, strategi adaptasi ini berbasis modal sosial Putnam diantaranya (1) tindakan eksternal petani garam sangat erat dengan kepercayaan yang dimiliki oleh petani garam, norma yang dijunjung. (2) Tindakan adaptif petani garam sangat erat dengan adanya jaringan sosial antar petani garam, dan (3) tindakan etika subsistensi berkaitan dengan norma dan jaringan sosial dengan adanya hubungan patron-klien. Sehingga tercipta kebertahanan hidup petani garam dalam menghadapi harga garam yang murah akibat impor garam yang tinggi.