Penelitian ini mendeskripsikan penerimaan remaja terhadap seksualitas pada iklan digital yang menampilkan konten porno dan vulgar. Maraknya pornografi dalam balutan media (pornomedia) menjadi konsumsi remaja ketika mereka melakukan aktivitas digital, khususnya melalui internet, media sosial, bahkan ketika bermain game online. Seksualitas muncul pada iklan-iklan digital tanpa disengaja. Seksualitas menggambarkan realitas perilaku seksual yang menampilkan model dibalut pakaian yang terbuka. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana penerimaan remaja Kota Surabaya terhadap seksualitas yang sering muncul pada iklan-iklan digital. Penelitian ini dikaji menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian studi reception analysis Stuart Hall. Metode penelitian reception analysis menitikberatkan pada khalayak yang mengonstruksi pesan yang mereka terima dari media. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengajukan pertanyaan terbuka pada remaja dan juga melalui Focus Group Discussion (FGD) wawancara terhadap 14 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan menempati pada tiga posisi khalayak yang bermacam-macam, yakni ada mereka yang disebut sebagai dominan readers yaitu mereka yang menerima bahwa seksualitas dalam iklan digital merupakan hal wajar di era digital ini. Kemudian kelompok yang menempati negotiated readers yakni mereka yang tidak menelan secara mentah-mentah adanya seksualitas dalam iklan digital. Sedangkan posisi selanjutnya adalah oppositional readers, yakni khalayak yang menolak dengan keras adanya seksualitas dalam iklan digital.