Laba akuntansi merupakan salah satu dari banyak simbol dalam laporan keuangan yang digunakan untuk merepresentasikan realitas tertentu dalam ruang komunikasi. Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami interpretasi laba akuntansi oleh praktisi bisnis non-akuntan dan konsep akuntansi yang mendasarinya. Informan dalam studi ini terdiri atas praktisi bisnis non-akuntan yang berprofesi sebagai manajer keuangan, analis kredit, penasihat investasi, dan investor individual. Berbasis pada pendekatan hermeneutika-kritis, hasil studi ini memberikan pemahaman bahwa dalam bingkai penafsiran praktisi bisnis non-akuntan, realitas yang direpresentasikan oleh simbol laba akuntansi tidak jelas. Simbol laba akuntansi tidak merepresentasikan realitas ekonomik maupun realitas keuangan, tetapi sekadar merepresentasikan realitas akuntansi yang dapat dengan mudah diubah oleh akuntan melalui penerapan standar akuntansi keuangan. Oleh karena itu, kebermanfaatan informasi laba akuntansi bagi masing-masing informan dalam pengambilan keputusan adalah rendah. Secara analogis, dalam perspektif praktisi bisnis non-akuntan, realitas yang direpresentasikan oleh simbol laba akuntansi tidak berbeda dengan realitas yang terefleksi dari permukaan cermin retak. Cermin retak merefleksikan realitas yang terdistorsi. Dalam hal ini, analogi cermin retak ditujukan pada standar akuntansi keuangan yang menghasilkan informasi laba akuntansi yang realitas referensialnya tidak mudah untuk difahami.