Edukasi pemanfaatan daun murbei yang selama ini hanya sebagai pakan ulat sutera ternyata dapat juga diolah menjadi olahan makanan yang memiliki nilai nutrisi yang tinggi. Keripik yang selama ini kita tahu hanya berupa peyek kacang, kedelai, rebono dan bayam. Masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui manfaat daun murbei dan terbuangnya daun murbei saat pelaksanaan pruning menjadi serta potensi nilai ekonomi produk keripik daun murbei menjadi alasan dilakukannya edukasi ini. Tujuannya agar masyarakat lebih dekat dan mengenal manfaa/khasiat daun murbei dan mengolah daun murbei menjadi produk keripik baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual untuk menambah income keluarga. Kegiatan dilakukan dengan metode sharing session antara dosen dan mahasiswa yang Universitas Insan Pembangunan Indonesia dengan penggiat sekaligus pengurus Padepokan sebagai narasumber. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dianntaranya peningkatan pemahaman peserta mengenai pengolahan daun murbei. Antusias peserta dalam memahami dan mengolah keripik daun murbei meningkat terbukti dengan beberapa pertanyaan peserta kepada narasumber mengenai daun murbei. Kegiatan sosialisasi tidak sampai pada pengukuran prosentase peningkatan hardskill dan softskilk.. Pengolahan dapat dilakukan dengan mudah tanpa memerlukan peralatan yang mahal dan pembuatan keripik daun murbei sama seperti membuat keripik pada umumnya. Keripik daun murbei dapat menjadi produk kearifan lokal masyarakat Kalikoa yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kedepannya kegiatan serupa akan dilaksanakan kembali dengan tema dan topik yang berbeda seperti digital marketing untuk produk olahan daun murbei dan pachaging untuk produk keripik daun murbei agar lebih menarik.