2015
DOI: 10.3923/jfas.2015.501.511
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Biological Features of Sentinel Crab Podophthalmus vigil (Fabricus, 1798) in Terengganu Coastal Water, Malaysia

Abstract: Biological features of size at maturity, fecundity of berried female, size distribution, relationship of Carapace Width (CW) and Body Weight (BW) and sex ratio of sentinel crab, Podophthalmus vigil from Terengganu coastal water, Malaysia of South China Sea were studied. Sexual maturity (CW 50) was achieved at 11.51 cm for male and 9.53 cm for female. The mean fecundity was 312613.50±89835.08 eggs. Size distribution of male and female was slightly different with males have size range from 8.0 to 18.9 cm CW, whi… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
1
0
18

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(19 citation statements)
references
References 16 publications
0
1
0
18
Order By: Relevance
“…Podophthalmus vigil (Fabricus 1798) biasa juga disebut kepiting bermata panjang, karena tangkai matanya yang panjang (Varadharajan et al 2012) dan di Indonesia dikenal dengan nama rajungan angin (Moosa 1980). Distribusi P. vigil di dunia meliputi Indo-Pasifik, Laut Merah, Afrika Selatan, Afrika Timur, Australia, Hawaii, Jepang, Taiwan, India, Kepulauan Nicobar, Filipina, Malaysia, dan Indonesia (Stephenson & Campbell 1959;Carpenter & Niem 1998;Krishnamoorthy 2009;Varadharajan et al 2012;Ikhwanuddin et al 2015). P. vigil dapat dimakan dan memiliki kadar protein dan lemak masing-masing berkisar 15,7523,47% dan 0,329,73% (Radhakrishnan & Natarajan 1979;Soundarapandian et al 2013a) serta termasuk komoditas bernilai ekonomi (Subramaniam 2001;Soundarapandian et al 2013b).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 4 more Smart Citations
“…Podophthalmus vigil (Fabricus 1798) biasa juga disebut kepiting bermata panjang, karena tangkai matanya yang panjang (Varadharajan et al 2012) dan di Indonesia dikenal dengan nama rajungan angin (Moosa 1980). Distribusi P. vigil di dunia meliputi Indo-Pasifik, Laut Merah, Afrika Selatan, Afrika Timur, Australia, Hawaii, Jepang, Taiwan, India, Kepulauan Nicobar, Filipina, Malaysia, dan Indonesia (Stephenson & Campbell 1959;Carpenter & Niem 1998;Krishnamoorthy 2009;Varadharajan et al 2012;Ikhwanuddin et al 2015). P. vigil dapat dimakan dan memiliki kadar protein dan lemak masing-masing berkisar 15,7523,47% dan 0,329,73% (Radhakrishnan & Natarajan 1979;Soundarapandian et al 2013a) serta termasuk komoditas bernilai ekonomi (Subramaniam 2001;Soundarapandian et al 2013b).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Informasi kondisi habitat dan aspek biologi rajungan dibutuhkan dalam pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan (Kamrani et al 2010;Green et al 2014;Ikhwanuddin et al 2015;Kurnia et al 2014;Zairion 2015;Zairion et al 2015;Hamid et al 2016a;Hamid et al 2017). Aspek biologi yang dimaksud di antaranya adalah distribusi ukuran, hubungan antara lebar karapas dan bobot tubuh, rasio kelamin, ukuran pertama matang kelamin, dan musim pemijahan (Kamrani et al 2010;Ikhwanuddin et al 2012Ikhwanuddin et al , 2015Zairion et al 2014;Zairion 2015;Hamid et al 2016a). Variabel aspek biologi rajungan tersebut biasanya bervariasi antar tipe dan lokasi perairan (Hamid 2015) akibat perbedaan kondisi habitat, seperti suhu, salinitas, oksigen, dan kecerahan (de Lestang et al 2003;Kamrani et al 2010;Ikhwanuddin et al 2012;Green et al 2014;Hamid 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 3 more Smart Citations